Bali (ANTARA) - “Heal the world, make it a better place, for you and for me and the entire human race. There are people dying, if you care enough for the living, make a better place for you and for me.”
Penggalan lirik lagu "Heal The World" yang dipopulerkan mendiang King of Pop Michael Jackson itu semestinya mampu menyadarkan para pemimpin dunia untuk segera mengupayakan dan mengakhiri konflik dan peperangan yang terjadi, tidak terkecuali dalam situasi geopolitik yang memanas saat ini.
Semua pemimpin dunia harus mengambil peran untuk menyudahi konflik, apapun caranya, sesegera mungkin.
Beruntung, upaya, diplomasi dan seruan damai turut dilakukan Presiden RI Joko Widodo berulang kali dalam berbagai cara dan kesempatan, sepanjang rangkaian forum Presidensi G20 Indonesia.
Upaya perdamaian yang dilakukan Jokowi guna mengakhiri peperangan antara Rusia-Ukraina dan tensi geopolitik yang memanas, tampak tegas dan nyata.
Sejalan dengan amanat Undang-Undang dasar 1945 yang menyatakan kemerdekaan adalah hak segala bangsa, maka upaya mengakhiri peperangan pun dilakukan Jokowi sebagai seorang kepala negara pemegang Presidensi G20 Indonesia.
Berkaitan konflik antara Rusia dengan Ukraina, upaya pertama yang dilakukan Jokowi selaku pemegang amanah Presidensi G20 adalah dengan mengunjungi langsung wilayah yang menjadi jantung peperangan, yakni Kota Kyiv di Ukraina dan Moskow di Rusia.
Kunjungan yang dilakukan pada bulan Juni 2022 itu menyita perhatian dunia. Banyak pihak memuji langkah Jokowi yang sangat berani, di tengah tensi politik yang sangat tinggi saat itu.
Tidak dengan pesawat, Jokowi bertolak ke Kyiv dengan menumpang Kereta Luar Biasa dari Polandia dengan waktu tempuh 11 jam, dan turut mengajak istri tercinta Iriana Joko Widodo yang juga menyimbolkan sebuah kepercayaan Jokowi bahwa perdamaian dapat tercapai.
Di Kyiv, Jokowi membagikan bantuan kemanusiaan, salah satunya berupa obat-obatan kepada pihak Kyiv.
Ia juga bertemu Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, membahas upaya perdamaian antara Ukraina dengan Rusia.
Pesan yang disampaikan Jokowi sangat jelas. Ia ingin peperangan segera dihentikan, agar dampak perang tidak meluas, utamanya terhadap krisis pangan.
Beragam upaya diplomasi dilakukan Jokowi saat berdialog kepada Zelenskyy, mulai dari menawarkan menyampaikan pesan Zelenskyy kepada Putin, hingga membahas upaya membebaskan ekspor gandum Ukraina ke pasar global guna mencegah krisis pangan global.
Setelah bertemu Zelenskyy, Jokowi lalu kembali ke Polandia dengan kereta yang sama, lalu berangkat kembali ke Moskow, Rusia untuk bertemu Presiden Vladimir Putin.
Di Moskow tanggal 30 Juni 2022, Jokowi bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin di Kremlin, Lapangan Merah, Moskow, dan juga membahas keamanan ekspor gandum Ukraina ke pasar global.
Pada kesempatan itu Putin berjanji mengembalikan rantai pasokan pangan dunia. Artinya Putin memberikan jaminan keamanan atas ekspor komoditas Ukraina ke pasar global.
Langkah Jokowi bertemu Zelenskyy dan Putin harusnya membuka mata dunia betapa Presidensi G20 Indonesia sangat serius dalam mengupayakan perdamaian dunia.
Forum KTT G20
Upaya mendorong perdamaian dunia kembali diserukan Jokowi pada Forum KTT G20 di Bali, 15-16 November 2022.
Gamblang dan tegas. Jokowi menyebut perang harus dihentikan.
Pada pembukaan Sesi I KTT, Jokowi dalam pengantarnya menyampaikan secara langsung dalam bahasa Inggris kepada para pemimpin delegasi G20.
Intinya, Jokowi mengingatkan semua pemimpin negara memiliki tanggung jawab tidak hanya kepada rakyatnya, melainkan juga kepada masyarakat dunia.
Tanggung jawab yang dimaksud adalah menghormati hukum internasional dan prinsip Piagam PBB dengan konsisten serta mengupayakan solusi yang menguntungkan dua pihak, bukan solusi menang-kalah.
Bertanggung jawab juga berarti semua pihak harus mengupayakan untuk mengakhiri peperangan. Sebab jika perang tidak berakhir, dunia akan sulit bergerak maju, dan sulit bagi semua pihak mengambil tanggung jawab bagi generasi saat ini dan generasi mendatang.
Jokowi juga menekankan kepada semua pihak bahwa tidak semestinya dunia dibagi menjadi bagian-bagian, dan semua pihak tidak boleh membiarkan dunia jatuh pada perang dingin lainnya.
Selanjutnya pada sesi jamuan makan siang, Jokowi mengundang Presiden Komite Olimpiade Internasional Thomas Bach dan Presiden FIFA Gianni Infantino untuk menyampaikan sambutan di hadapan kepala negara G20.
Tampaknya Jokowi sengaja memberikan kesempatan tersebut, dengan harapan keduanya bisa menyuarakan perdamaian dalam kerangka sportivitas olahraga. Bak gayung bersambut, Thomas Bach maupun Gianni Infantino pun menyuarakan perdamaian dalam sambutannya.
Bach mengatakan sebuah kompetisi antara atlet dari negara-negara yang berpikiran sama bukanlah simbol perdamaian yang bertahap. Di era perpecahan saat ini, peran IOC menurutnya jelas, untuk menyatukan dunia dan bukan memperdalam perpecahan.
Bach mengungkapkan saat ini beberapa pemerintah mulai memutuskan atlet mana yang diizinkan untuk berpartisipasi dalam kompetisi olahraga internasional dan atlet mana yang tidak, atas dasar politik.
Pemerintahan beberapa negara ingin memutuskan atlet mana yang bisa lolos dan akhirnya berlaga di Olimpiade Paris 2024.
Apabila olahraga menjadi alat lain untuk mencapai tujuan politik, maka olahraga internasional akan berantakan. Padahal, keputusan tentang partisipasi atlet harus murni didasarkan pada prestasi olahraga.
Bach “blak-blakan” menyebut keinginannya agar semua atlet seluruh dunia bisa ikut berkompetisi, terutama atlet dari negara-negara yang sedang berkonflik atau berperang guna memacu persaudaraan kedua negara dalam bingkai sportivitas.
Untuk memenuhi misi pemersatu, IOC tentu harus netral secara politik, untuk memungkinkan tuan rumah Olimpiade di masa depan menyambut atlet terbaik dari seluruh dunia.
Terlepas dari konflik politik, para pemimpin dunia harus mendukung netralitas politik IOC tersebut.
Sebagaimana disampaikan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, semangat Olimpiade adalah simbol perdamaian terpenting di dunia saat ini.
Seluruh pemimpin dunia tidak boleh meninggalkan misi pemersatu Olimpiade dan Paralimpiade yang berharga, di saat dunia membutuhkan lebih banyak solidaritas dan perdamaian.
Sedangkan Presiden FIFA Gianni Infantino menyerukan Rusia dan Ukraina melakukan gencatan senjata selama Piala Dunia 2022 Qatar yang akan bergulir mulai Minggu 20 November 2022 ini.
Infantino menegaskan FIFA menyadari sepak bola bukanlah jalan keluar setiap masalah dunia, tetapi dia berharap Piala Dunia 2022 yang akan disaksikan 5 miliar orang sejagat bisa meneruskan pesan perdamaian.
Sebagaimana diketahui Rusia adalah tuan rumah Piala Dunia 2018, sedangkan Ukraina tengah mengajukan menjadi tuan rumah Piala Dunia 2030 bersama Spanyol dan Portugal.
Tentu saja Piala Dunia 2022 diharapkan menjadi pemicu positif, agar kedua negara melakukan gencatan senjata selama satu bulan, selama Piala Dunia itu.
Piala Dunia selalu dapat menjadi sebuah platform tentang persatuan.
Presiden Jokowi sendiri juga mengingatkan bahwa sepak bola dan olahraga pada umumnya tidak sekadar kegiatan menjaga kesehatan karena juga dapat memantik kegembiraan.
Tidak hanya sampai di situ, Presiden Jokowi juga mengajak para pemimpin delegasi G20 untuk menghadiri jamuan makan malam di Garuda Wisnu Kencana (GWK), Bali. Jokowi menyampaikan GWK memiliki makna yang mendalam yang menjadi tugas para pemimpin dunia.
Dalam mitologi Bali, patung besar GWK bermakna cinta, tanggung jawab, keberanian dan kesetiaan. Makna yang terkandung dalam patung GWK menjadi tugas semua pemimpin, kepada dunia dan kemanusiaan.
Selanjutnya, pada pembukaan sesi III KTT G20 di The Apurva Kempinski Bali, Nusa Dua, Bali, Rabu, Jokowi kembali menyerukan kepada para pemimpin dunia untuk menghentikan perang.
“Stop the war. I repeat, stop the war,” demikian seruan Jokowi dalam forum besar itu.
Jokowi menegaskan banyak hal yang dipertaruhkan dan perang hanya akan menyengsarakan rakyat, serta pemulihan ekonomi dunia tidak akan terjadi jika situasi tidak membaik. Sebagai pemimpin, semua pihak memiliki tanggung jawab untuk memastikan situasi global kondusif bagi masa depan dunia.
Selain dalam forum terbuka, Jokowi juga menyebarkan perdamaian saat pertemuan-pertemuan bilateralnya dengan para pemimpin delegasi G20.
Upaya mendorong perdamaian yang dilakukan Presiden Joko Widodo sepanjang Presidensi G20 Indonesia merupakan sebuah kerja keras luar biasa. Bukan hanya sebuah bualan di media, namun juga menguras peluh hingga tenaga.
Apa yang dilakukan Presiden Jokowi tentu perlu diikuti oleh para pemimpin dunia lainnya, secara konkret dengan melakukan aksi-aksi nyata, sehingga pada akhirnya, dunia dapat menjadi tempat yang lebih baik bagi seluruh umat manusia, layaknya penggalan lirik lagu milik Michael Jackson.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Seruan damai ala Jokowi sepanjang Presidensi G20 Indonesia