Manokwari, (Antara Papua Barat)-Masyarakat dari berbagai etnis dan agama memeriahkan aksi 'Nusantara Bersatu' yang digelar di Manokwari, Papua Barat, Rabu (30/11).
Panglima Daerah Militer XVIII/Kasuari Mayjen TNI Joppye Onesimus Wayangkau pada kesempatan itu mengatakan, aksi serentak bertajuk "Nusantara Bersatu, Indonesiaku Indonesiamu Indonesia Kita Bersama" ini bisa mengikat kebersamaan dan persaudaraan seluruh masyarakat.
Panglima berharap, Manokwari dan Papua Barat secara umum bisa menjadi tanah damai yang terbebas dari perpecahaan dan kerusuhan.
"TNI pun akan terus bekerjasama dengan Polri, Pemerintah Daerah, dan seluruh elemen untuk menjaga situsi Kamtibmas. Kita semua berharap pembangunan berjalan lancar dan masyarakat sejahtera," kata Pangdam.
Wakapolda Papua Barat Kombes Pol Petrus Waine pada kesempatan yang sama mengajak seluruh warga Papua Barat turut menjaga daerah. Warga diminta tak terpengaruh dengan isu-isu negatif dari luar negeri, DKI Jakarta, luar daerah lain maupun dari wilayah Papua sendiri.
"Papua Barat harus terus aman, sehingga masyarakat bisa beraktifitas dengan nyaman dan pemerintah tenang melaksanakan pembangunan. Begitu pun para investor merasa betah disini," kata Petrus.
Dia mengutarakan, Polri dibantu TNI akan bekerja maksimal mengantisipasi gangguan keamanan di daerah ini. Ia bersyukur, sejauh ini situasi keamanan Manokwari dan seluruh daerah di Papua Barat masih cukup stabil.
Dandim 1703/Manokwari Letkol Andy Parulian Simanjuntak mengutarakan, situasi politik sempat melahirkan dampak buruk yang berpotensi di daerah. Panglima Besar TNI Jendral TNI Gatot Nurmantyo menginisiasi sebuah kegiatan untuk menyadarkan anak-anak bangsa di seluruh wilayah.
"Selain itu, ini untuk menunjukan kepada masyarakat internasional bahwa kita satu dalam kebinekaan. Kita cinta NKRI dan tidak bisa dipecah belah," katanya.
Pantauan Antara, sejumlah budaya dari beberapa daerah meramaikan aksi. yang digelar di lapangan Borarsi, Manokwari tersebut.
Masyarakat dari etnis Papua, Jawa, Sumatera, Sulawesi, Nusatenggara, Bali, Maluku, hingg etnis Tionghoa yang berdomisili di Manokwari hadir memeriahkan kegiatan tersebut. Mereka menampilkan budaya khas dari daerah masing-masing, dari suling tambur, kuda lumping hingga barongsai.
Tokoh Masyarakat Mekesa Obet Arick Ayok mengatakan Indonesia memiliki kekuatan dan keragaman etnis, budaya serta agama. Sejak merdeka, semua berjalan cukup harmonis. Situasi tersebut harus dijaga karena merupakan kekuatan bagi negeri ini.
"Kalau tidak ada Katolik, Protestan, Islam, Hindu dan Budha bukan Indonesia. Kita tidak bisa menolak dari rahim siapa kita dilahirkan, Papua, Sulawesi, Jawa, Sumatra, Maluku, Nusa Tenggara kita semua orang Indonesia," katanya.
Aksi Nusantara Bersatu diawali dengan apel, yang dilanjutkan dengan pembacaan puisi dan orasi kebangsaan lalu pameran budaya dari perwakilan daerah. Aksi ditutup melalui do'a bersama dari Rohaniawan Agama Islam, Katolik, Protestan, Budha dan Hindu.(*)