Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Papua menyatakan akan memperkuat sistem peringatan dini bencana atau early warning system untuk mengantisipasi ancaman bencana di Bumi Cenderawasih.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Papua Weliam R Manderi di Jayapura, Rabu, mengatakan ada sekitar 65 persen ancaman bencana hidrometeorologi di Papua.
"Hal ini menandakan Papua rawan dilanda bencana banjir dan tanah longsor, karena itu perlu sistem peringatan dini bencana yang baik, " katanya.
Menurut Welliam, persentase kejadian bencana berdasarkan jenisnya dari data pada 2010-2020 pihaknya membagi tiga, pertama geologi sebesar 4 persen, kedua nonalam 31 persen dan terakhir hidrometeorologi 65 persen.
"Berdasarkan hasil penelitian ada tiga intensitas kejadian pertama sedang yang mana kejadiannya per tahun terdapat 14 kabupaten kota, sedang terjadi 2-3 tahun sekali pada empat kabupaten dan terakhir jarang pada 11 kabupaten, " ujarnya
Ia menjelaskan banjir dan tanah longsor ini menjadi ancaman terbesar di Papua. Daerah yang bisanya banjir seperti Kota Jayapura, Sarmi dan lainnya.
"Sehingga kami harap masyarakat bisa terus waspada dengan masuknya musim penghujan maupun kemarau dimana setiap tahun bisa saja terjadi " katanya lagi.
Ia menambahkan pihaknya akan bekerja sama dengan pihak Balai Besar Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah V Jayapura untuk menyampaikan informasi kepada warga mengenai sistem peringatan dini bencana tersebut.
“Nanti kami siapkan sistem peringatan dini bencana dengan BMKG supaya ada peringatan kepada warga ketika terjadi cuaca ekstrim itu sudah tahu apa yang harus dilakukan,” ujarnya lagi.
"Hal ini menandakan Papua rawan dilanda bencana banjir dan tanah longsor, karena itu perlu sistem peringatan dini bencana yang baik, " katanya.
Menurut Welliam, persentase kejadian bencana berdasarkan jenisnya dari data pada 2010-2020 pihaknya membagi tiga, pertama geologi sebesar 4 persen, kedua nonalam 31 persen dan terakhir hidrometeorologi 65 persen.
"Berdasarkan hasil penelitian ada tiga intensitas kejadian pertama sedang yang mana kejadiannya per tahun terdapat 14 kabupaten kota, sedang terjadi 2-3 tahun sekali pada empat kabupaten dan terakhir jarang pada 11 kabupaten, " ujarnya
Ia menjelaskan banjir dan tanah longsor ini menjadi ancaman terbesar di Papua. Daerah yang bisanya banjir seperti Kota Jayapura, Sarmi dan lainnya.
"Sehingga kami harap masyarakat bisa terus waspada dengan masuknya musim penghujan maupun kemarau dimana setiap tahun bisa saja terjadi " katanya lagi.
Ia menambahkan pihaknya akan bekerja sama dengan pihak Balai Besar Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah V Jayapura untuk menyampaikan informasi kepada warga mengenai sistem peringatan dini bencana tersebut.
“Nanti kami siapkan sistem peringatan dini bencana dengan BMKG supaya ada peringatan kepada warga ketika terjadi cuaca ekstrim itu sudah tahu apa yang harus dilakukan,” ujarnya lagi.