Gubernur Papua Barat Dominggus Mandacan optimistis investasi hijau mampu membangkitkan perekonomian Papua Barat di tengah situasi pandemi COVID-19.
Gubernur di Manokwari, Kamis, mengutarakan bahwa melalui program investasi hijau Pemprov Papua Barat bersama kabupaten dan kota sedang mendorong pengembangan beberapa komoditas unggulan daerah seperti kakao, kopi, rumput laut, sagu, serta buah pala.
"Kita tingkatkan kapasitas petani, produksinya kita genjot sehingga bisa dikirim baik di pasar domestik maupun pasar global," ucap gubernur.
Selain APBD provinsi, sebut gubernur, dukungan anggaran juga dilakukan pemerintah pusat melalui APBN. Selain itu pemerintah kabupaten dan kota mendorong program yang sama.
"Kita juga mendapat dukungan dari lembaga luar negeri dalam bentuk bantuan program," ucapnya lagi.
Dominggus menyatakan bahwa Pemprov Papua Barat berkomitmen melaksanakan Deklarasi Manokwari pada konferensi internasional keanekaragaman hayati, ekowisata serta ekonomi kreatif di Manokwari pada Oktober 2018.
"Dalam Deklarasi Manokwari, investasi hijau menjadi salah satu pilihan untuk mendorong kesejahteraan masyarakat. Dengan mengoptimalkan pemanfaatan potensi unggulan daerah diharapkan ekonomi masyarakat bangkit," katanya.
Gubernur menyebutkan sejumlah komoditas unggulan produksi petani di Papua Barat telah diperdagangkan ke sejumlah daerah di Indonesia. Sebagian sudah berhasil menembus pasar global.
Beberapa hari lalu, lanjut gubernur, hasil panen rumput laut dari petani Teluk Wondama dikirim ke Surabaya. Sebelumnya gubernur pun melepas ekspor biji kakao kering dari Kabupaten Manokwari Selatan ke sejumlah negara di Eropa.
Menurut dia, lima komoditas unggulan Papua Barat itu tidak sulit untuk bersaing di pasar global. Pemerintah daerah terus mendorong agar kualitas serta intensitas produksinya stabil.
"Untuk saat ini produksinya masih rendah, ini yang harus menjadi perhatian. Kemampuan petani harus kita tingkatkan, untuk pasar sudah terbuka," katanya.
Ia menambahkan bahwa perkebunan pala sudah dikembangkan di Kabupaten Fakfak dan Kaimana. Komoditas itu pun selama ini sudah diekspor.
"Untuk kopi arabika sudah dikembangkan di Kabupaten Pegunungan Arfak. Sebagian, sudah bisa kita nikmati hasil panennya. Kita berusaha beberapa tahun ke depan produksinya sudah lebih besar dan stabil," kata Gubernur Dominggus.
COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2020
Gubernur di Manokwari, Kamis, mengutarakan bahwa melalui program investasi hijau Pemprov Papua Barat bersama kabupaten dan kota sedang mendorong pengembangan beberapa komoditas unggulan daerah seperti kakao, kopi, rumput laut, sagu, serta buah pala.
"Kita tingkatkan kapasitas petani, produksinya kita genjot sehingga bisa dikirim baik di pasar domestik maupun pasar global," ucap gubernur.
Selain APBD provinsi, sebut gubernur, dukungan anggaran juga dilakukan pemerintah pusat melalui APBN. Selain itu pemerintah kabupaten dan kota mendorong program yang sama.
"Kita juga mendapat dukungan dari lembaga luar negeri dalam bentuk bantuan program," ucapnya lagi.
Dominggus menyatakan bahwa Pemprov Papua Barat berkomitmen melaksanakan Deklarasi Manokwari pada konferensi internasional keanekaragaman hayati, ekowisata serta ekonomi kreatif di Manokwari pada Oktober 2018.
"Dalam Deklarasi Manokwari, investasi hijau menjadi salah satu pilihan untuk mendorong kesejahteraan masyarakat. Dengan mengoptimalkan pemanfaatan potensi unggulan daerah diharapkan ekonomi masyarakat bangkit," katanya.
Gubernur menyebutkan sejumlah komoditas unggulan produksi petani di Papua Barat telah diperdagangkan ke sejumlah daerah di Indonesia. Sebagian sudah berhasil menembus pasar global.
Beberapa hari lalu, lanjut gubernur, hasil panen rumput laut dari petani Teluk Wondama dikirim ke Surabaya. Sebelumnya gubernur pun melepas ekspor biji kakao kering dari Kabupaten Manokwari Selatan ke sejumlah negara di Eropa.
Menurut dia, lima komoditas unggulan Papua Barat itu tidak sulit untuk bersaing di pasar global. Pemerintah daerah terus mendorong agar kualitas serta intensitas produksinya stabil.
"Untuk saat ini produksinya masih rendah, ini yang harus menjadi perhatian. Kemampuan petani harus kita tingkatkan, untuk pasar sudah terbuka," katanya.
Ia menambahkan bahwa perkebunan pala sudah dikembangkan di Kabupaten Fakfak dan Kaimana. Komoditas itu pun selama ini sudah diekspor.
"Untuk kopi arabika sudah dikembangkan di Kabupaten Pegunungan Arfak. Sebagian, sudah bisa kita nikmati hasil panennya. Kita berusaha beberapa tahun ke depan produksinya sudah lebih besar dan stabil," kata Gubernur Dominggus.
COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2020