Wasior, (Antaranews Papua Barat)-Berangkat dari kesadaran bahwa pendidikan merupakan kunci kemajuan, membuat enam orang guru honorer di SMP Negeri Roswar Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat, mengabaikan segala keterbatasan di sekolah tersebut.

Tidak perduli, seberapa besar kesulitan itu dijalani dengan tekun dan penuh keikhlasan. Mereka hanya tahu, bahwa kehadirannya di dilokasi tersebut untuk mengajar, meskipun hanya berstatus sebagai tenaga kontrak atau guru honorer di daerah ini.

"Kami mendapat gaji ya untuk itu, melaksanakan tugas sebagai guru. Mengajar adalah tugas kami, apa pun kendalanya ya harus kami hadapi," kata Ludia Laidilona, salah satu guru honorer yang dijumpai Antara di Roswar, Kamis (22/2).

Sekolah ini berdiri pada tahun 2016. Masih cukup muda dan sejak saat itu, SMP Negeri ini hanya diasuh enam orang guru yang berstatus pegawai tidak tetap tersebut.

Sejak awal berdiri SMP ini tidak memiliki kepala sekolah. Dinas Pendidikan telah menunjuk seorang guru PNS sebagai pelaksana tugas kepala sekolah, namun yang bersangkutan tidak pernah datang melaksanakan tugas. 

Masih serba terbatas, sekolah yang kini memiliki 44 siswa ini juga belum memiliki gedung sendiri. Kegiatan belajar mengajar, selama ini dilakukan di SD Negeri Waprak, ibukota Distrik Roswar.

"Jam belajar kami mulai pada siang hari setelah jam belajar anak-anak SD selesai," kata Ludia.

Cukup banyak kendala mereka dalam mendidik siswa. Selain gedung, siswa sekolah ini belum memiliki buku pegangan untuk menopang belajarnya.

"Belum ada sama sekali. Jadi fokusnya pada guru. Kami menuntut diri untuk lebih aktif agar para siswa cepat mengerti," sebutnya.

Proses belajar mengajar yang dilakukan di gedung pinjaman pun mendatangkan hambatan tersendiri. Saat ini gedung SMPN Roswar sedang dalam proses pembangunan.

"Menghambat karena kita harus sekolah siang, jadi banyak anak yang malas datang ke sekolah karena letak kampung mereka cukup jauh," lanjut guru asal Ambon Maluku itu.

Kesulitan lain yang mereka hadapi adalah belum tersedianya rumah tinggal untuk para guru. Menurut Ludia selama ini dia bersama enam rekannya masih menumpang di rumah dinas paramedis.

Kendati demikian, mereka tetap berupaya agar proses belajar mengajar tetap berjalan dengan baik meski dengan kondisi yang serba terbatas. 

"Semua guru aktif dan betah tinggal di sini. Kami bersyukur, karena masyarakat di sini sangat baik," ujarnya lagi.

Foto bersama para guru dan tenaga medis yang bertugas di Distrik Roswar, Kabupaten Teluk Wondama dengan Kepala Distrik Baru (Foto/Antaranews Papua Barat/Zack Tonu Bala)

Kepala Distrik Roswar Arnold Waprak mengakui aktivitas pendidikan di wilayahnya selama ini berjalan dengan baik. Ia bersyukur memiliki guru yang bisa bekerja dengan tulus meski dihadapkan dengan beragam kendala dan persoalan.

"Saya mengapresiasi para guru, mereka semua masih honor tapi kinerjanya luar biasa. Mereka tidak pernah tinggalkan tempat tugas sampai sekarang ini,"ujar Waprak. (*)

Pewarta: Zack Tonu Bala

Editor : Key Tokan A


COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2018