Manokwari (ANTARA) - Seluruh lulusan Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Muhammadiyah Manokwari siap ditempatkan dan mengabdi di seluruh pelosok tanah Papua.
Hal itu diutarakan Ketua STKIP Muhammadiyah Manokwari Hawa Hasan pada acara wisuda STKIP Muhammadiyah Manokwari yang ke-11 di Manokwari, Sabtu.
"Hari ini 97 mahasiswa telah lulus dan mengikuti wisuda. Mereka adalah tenaga pendidik yang siap mengabdikan diri sebagai guru di manapun, apalagi pada daerah-daerah pelosok di tanah Papua yang masih membutuhkan tenaga pendidik," ujarnya.
Lulusan STKIP Muhammadiyah Manokwari tersebut merupakan mahasiswa dari lima program studi (Prodi) yaitu Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia sebanyak 23 orang, Pendidikan Matematika lima orang, Pendidikan Bahasa Inggris lima orang.
Selanjutnya Pendidikan Biologi lima orang dan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) sebanyak 59 orang.
"Para wisudawan diharapkan menjadi orang yang amanah dengan berbagai kompetensi dan kemampuan intelektual yang dimiliki saat ini untuk memajukan dunia pendidikan di tanah Papua," ujarnya.
Sejak didirikan tahun 2007 silam, STKIP Muhammadiyah Manokwari telah meluluskan dari 1531 orang sarjana pendidikan.
Sedangkan untuk jumlah mahasiswa, STKIP Muhammadiyah Manokwari saat ini memiliki 1580 orang dengan 90 persen adalah putra daerah atau anak Papua dari berbagai suku.
Saat ini STKIP Muhammadiyah Manokwari mempunyai dosen tetap sebanyak 28 orang, 18 dosen telah memiliki sertifikasi dosen dan 10 orang dosen tetap dan 12 orang tenaga kependidikan
"STKIP Muhammadiyah Manokwari adalah salah satu perguruan tinggi yang berkiprah di dunia pendidikan untuk mewujudkan komitmen perserikatan Muhammadiyah dalam membangun dan mempersiapkan SDM masyarakat Papua melalui pendidikan," ujarnya.
Kepala Biro Administrasi Pembangunan Setda Provinsi Papua Barat Onasius Pieter Matani mengatakan, pihaknya mengapresiasi STKIP Muhammadiyah Manokwari yang telah mendidik 90 persen anak Papua untuk memajukan pendidikan.
Pendidikan merupakan basis utama untuk membangun Indonesia dan Papua secara khusus. Mahasiswa yang telah lulus diharapkan menjadi agen untuk meningkatkan derajat pendidikan orang Papua.
Saat ini pemerintah membutuhkan tenaga guru yang memiliki kompetensi sekaligus benar-benar memahami kondisi sosial budaya Papua.
"Bagaimana kita membangun Papua melalui pendidikan sehingga masyarakat Papua mempunyai cara berpikir yang bagus dan baik untuk pembangunan," ujarnya.