Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau nelayan jasa pelayaran mewaspadai angin dan gelombang tinggi di wilayah perairan Pasifik sebelah utara Papua Barat.

Kepala BMKG Stasiun Rendani Manokwari, Denny Putiray, Jumat mengutarakan, tinggi gelombang maksimum di wilayah tersebut pada Sabtu (8/2) diperkirakan bisa mencapai 2,5 meter.

Ia menjelaskan, sesuai pantauan citra satelit ada potensi kemunculan awan cumulonimbus. Selain hujan, awan gelap ini dapat memicu angin dan meningkatkan ketinggian gelombang.

"Daerah-daerah yang berada di kawasan Teluk Cenderawasih, Perairan Biak, Perairan Manokwari patut waspada," ucap Putiray.

Khusus di Manokwari pada umumnya angin bertiup dari arah utara ke timur dengan kecepatan antara 3 hingga 15
knots atau 6 s/d 30 km/jam. Hujan diperkirakan terjadi secara merata pada malam hari di daerah ini.

"Dari pagi hingga sore hari di Manokwari sudah ada tanda-tanda kemunculan awan. Diperkirakan malam baru hujan turun," katanya.

Dia menambahkan, curah hujan sejak awal Januari hingga saat ini masih cukup tinggi. Masyarakat pun terus diimbau untuk mewaspadai cuaca ekstrem.

"Angin dan gelombang tinggi biasa menyertai ketika awan CB (cumulonimbus) muncul. Curah hujan cukup tinggi, petir pun biasa terjadi sehingga yang beraktivitas di darat maupun laut harus waspada," sebutnya.

Ia juga mengingatkan, masyarakat yang berada di daerah-daerah rawan bencana banjir dan longsor seperti Manokwari, Pegunungan Arfak dan Teluk Wondama untuk waspada.

"Setiap hari kami mengupdate informasi terbaru tentang cuaca. Kalau membutuhkan informasi secara detail bisa langsung datang ke kantor," katanya lagi. 

Pewarta: Toyiban

Editor : Key Tokan A


COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2020