Universitas Papua (Unipa) Manokwari, Provinsi Papua Barat, menargetkan untuk meluluskan 100 dokter muda pada tahun 2025.

Dekan Fakultas Kedokteran Unipa Manokwari, Siti Farida pada Rapat Kerja Otonomi Khusus (Otsus) di Teluk Wondama, Senin, mengatakan sejak berdiri pada  2014 hingga saat ini jumlah mahasiswa kedokteran di fakultas ini sudah mencapai 179 orang.

"Dari total jumlah tersebut 51 persen diantaranya adalah OAP (orang asli Papua). Pada penerimaan mahasiswa tahun ini total ada 47 orang dan 60 persen adalah OAP," tambah Farida pada kegiatan yang dikoordinir Biro Administasi Pelaksana Otsus Setda Papua Barat tersebut.

Dia menjelaskan, prosentase OAP yang menempuh pendidikan kedokteran pada fakultas ini terus meningkat. Pada angkatan pertama 2014 jumlah mahasiswa asli Papua hanya 33 persen, 2015 meningkat menjadi 55 persen.

"Di tahun 2016, jumlahnya menurun ke 45 persen, namun di tahun 2018 meningkat drastis menjadi 70 persen dan 2019 turun sedikit jadi 60 persen. Kedepan mudah-mudahan jumlah OAP terus meningkat," jelaa dia.

Farida menerangkan, Fakultas Kedokteran Unipa dibuka melalui kerjasama melalui antara Unipa dengan Universitas Indonesia serta pemerintah daerah. Dari tahun pertama hingga 2016, biaya operasional kampus ini ditopang oleh APBD kabupaten Sorong.

Mulai tahun 2018, kampus tersebut mulai memperoleh kucuran dana otonomi khusus (Otsus) dari Pemprov Papua Barat dan seluruh kabupaten/kota.

"Bulan ini tepatnya tanggal 29 November nanti 22 dari 31 mahasiswa angkatan pertama akan diwisuda. Lima orang lainya akan menyusul pada Maret tahun 2020," ujarnya.

Setelah wisuda, lanjut Farida mereka akan menjalani pendidikan profesi di rumah sakit pendidikan. Di Papua Barat ada dua tempat yang disiapkan, yakni RSUD Kabupaten Sorong dan Rumah Sakit Sele be Solu Kota Sorong.

"Selanjutnya, target kami pada tahun 2022 nanti akan ada 22 orang lulusan dokter, 2023 ada 51 orang, tahun 2024 bertambah lagi 70 lulusan dokter dan 2025 ada 100 lulusan dokter yang lahir dari Fakultas Kedokteran Unipa," sebut Farida.

Ia menambahkan, dana otsus yang diterima dari pemerintah daerah selama ini digunakan untuk membiayai kegiatan operasional diantaranya mendatangkan dosen dari UI, pengadaan sarana dan prasarana, hingga fasilitas pendukung lain yang dibutuhkan dalam pendidikan calon dokter.

Pewarta: Toyiban

Editor : Key Tokan A


COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2019