Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disparekraf) Manokwari, Papua Barat, prioritas mengembangkan lima destinasi wisata di daerah tersebut pada tahun 2024 ini.

Kepala Disparekraf Manokwari Immanuel Pangaribuan, di Manokwari, Senin, mengatakan, kelima destinasi wisata tersebut adalah Pulau Mansinam, Pantai Pasir Putih, Gunung Meja, Pantai Amban, dan Kampung Kwau di Distrik Mokwam.

"Sebenarnya ada banyak destinasi wisata di Manokwari, namun tahun ini kami prioritaskan pengembangan lima destinasi tersebut," ujarnya.

Ia mengatakan, kelima destinasi wisata merupakan destinasi wisata yang sudah terkenal dan sering dimanfaatkan warga Manokwari setiap liburan.

Untuk Pulau Mansinam, pemerintah telah mengagendakan menggelar event wisata religi tiap tahunnya yaitu perayaan Injil masuk Papua.

Sedangkan untuk Pantai Pasir Putih, pihaknya akan melakukan revitalisasi kawasan, agar wisata Pasir Putih lebih berkembang.

Pihaknya akan melakukan penataan kembali kios-kios pelaku UMKM, kamar mandi pantai, dan tempat parkir.

Bahkan sejak Juli lalu, pihaknya menetapkan kawasan UMKM di objek wisata Pantai Pasir Putih sebagai wilayah transaksi digital.

Seluruh pelaku usaha atau UMKM di Pantai Pasir Putih Manokwari telah memanfaatkan pembayaran menggunakan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) yang difasilitasi Disparekraf Manokwari.

"Saya berharap masyarakat adat di sekitar Pasir Putih dapat mendukung upaya pemerintah untuk melakukan revitalisasi tersebut," ujarnya pula.

Sedangkan pengembangan Taman Wisata Gunung Meja, pihaknya berkoordinasi dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Manokwari untuk pengembangan wisata yang mendukung kelestarian alam.

Pihaknya akan bekerjasama dengan Dinas Pendidikan untuk menjadikan Gunung Meja sebagai tempat ekstrakurikuler pengenalan flora dan fauna.

Pada pengembangan Pantai Amban, pihaknya telah berhasil mengurus lisensi untuk pelaksanaan event surfing atau selancar pantai tingkat dunia.

Pantai Amban saat ini telah masuk setiap agenda rutin event surfing di dunia dan sejajar dengan tempat-tempat surfing lainnya, seperti Hawai, California, Brasil, dan Korea Selatan.

Sedangkan untuk Kampung Kwau, pihaknya terus melakukan perbaikan infrastruktur seperti pembukaan jalan, maupun pembukaan lahan perkebunan kopi untuk ekowisata.

Nama Kampung Kwau sendiri sudah mendunia sebagai destinasi wisata pengamatan burung (birdwatching) Cenderawasih Penari atau Parotia sefilata. Burung yang mampu menari ala “tipy-toe” untuk menarik perhatian lawan jenisnya.

Bahkan Kampung Kwau meraih dua penghargaan pada Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) di tahun 2023, yaitu Desa Wisata Pertama yang memiliki habitat Burung Penari dan juara III kategori Desa Wisata Berkembang.
 

Pewarta: Ali Nur Ichsan

Editor : Evarianus Supar


COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2024