Badan Meteorolgi Klimatologi dan Geofisika memprakirakan seluruh wilayah di Provinsi Papua Barat pada Selasa (23/7) akan diguyur hujan.

"Berdasarkan citra satelit, potensi hujan ini merata dari wilayah daru Kabupaten Raja Ampat, Kota Manokwari, Teluk Bintuni gingga Kaimana. Ada potensi hujan ringan hingga disertai petir dan angin kencang di daerah tertentu," kata Kepala BMKG Stasiun Rendani Manokwari,Denny Putiray di Manokwari, Senin.

Ia menjelaskan, ada pola pembentukan angin yang berpotensi menimbulkan awan gelap (cumulunimbus) di wilayah Manokwari, Perairan Biak hingga. Perairan Sarmi Jayapura Papua. Hal serupa terjadi di Raja Ampat- Sorong, Teluk Cenderawasih, dan Perairan Fak-Fak- Kaimana.

Selain hujan, kata dia, angin kencang perpotensi terjadi di daerah-daerah tersebut. Fenomena alam ini juga berpotensi mamacu tinggi gelombang air laut.

"Sehingga masyarakat terutama nelayan harus waspada. Yang mau melaut atau hanya sekedar perjalanan antara pulau perhatikan cuaca sebelum berangkat," kata Denny lagi.

BMKG, lanjut Denny, sudah mengeluarkan peringatan dinu cuaca ekstrim di sejumlah wilayah tersebut. Kecepatan angin di wilayah perairan Sorong, araja Ampat diperkirakan mencapai 25 knot.

Tinggi gelombang diperkirakan bisa mencapai 2,50 meter terutama di wilayah Perairan Raja Ampat dan Sorong.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Papua Barat, Derek Ampnir pada kesempatan terpisah menyebutkan Papua Barat dan Papua mengalami dampak perubahan iklim global. Di saat daerah lain di Indonesia sudah dilanda kemarau, dua wilayah ini masih diguyur hujan.

"Kita harus bersyukur, hujan adalah berkat, namun disisi lain harus waspada. Kalau kita tidak siap dia bisa menimbulkan bencana," kata Ampnir.

Ia menjelaskan, perubahan iklim membawa dampak pada cuaca yang berubah-ubah di daerah ini. Masyarakat diajak untuk bersahabat dengan lingkungan dengan melakukan kegiatan yang tidak merusak alam.

Pewarta: Toyiban

Editor : Key Tokan A


COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2019