Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Papua Barat mengajak pemerintah daerah dan seluruh pemangku kepentingan mengantisipasi kecenderungan atau tren inflasi pada akhir Mei hingga awal Juni 2019 di daerah tersebut.

Deputi Bank Indonesia Perwakilan Papua Barat Widarto di Manokwari, Selasa, mengatakan kondisi ekonomi di Papua Barat cukup bagus sejak Januari hingga April.

"Perekonomian Papua Barat pada Januari tercatat mengalami inflasi sebesar 1,58 persen.Lalu Februari  mengalami deflasi, Maret dan April kita masih mengalami deflasi," kata Widarto.

Kota Sorong dan Manokwari, kata dia, cukup berpengaruh baik terhadap inflasi maupun deflasi Papua Barat. Perkembangan harga barang maupun jasa di dua daerah tersebut diharapkan mendapat perhatian serius.

"Pada bulan April Manokwari mengalami deflasi sedangkan kota Sorong mengalami inflasi. Ini yang membuat deflasi Papua Barat pada bulan April tidak sedalam bulan Februari," katanya lagi.

Bawang merah dan bawang putih masih menjadi penyumbang inflasi Papua Barat selama ini. Ikan menjadi penyumbang yang cukup signifikan pada pergerakan deflasi.

"Papua Barat sebagian besar masih sangat bergantung dari daerah lain, termasuk dalam bahan makanan. Ini juga yang patut menjadi perhatian semua pihak," sebut Widarto.

Dari survei yang dilaksanakan BI beberapa tahun terakhir, kenaikan harga komoditas baik makanan maupun nonmakanan selama Ramadhan akan terjadi pada dua pekan sebelum hari hari raya Idul Fitri.

"Kita tidak hanya menghadapi lebaran, selain Idul Fitri dalam waktu dekat kita akan menghadapi masa liburan panjang. Liburan hari raya keagamaan dan liburan anak sekolah, lalu disusul dengan masa masuknya tahun ajaran baru," ujarnya.

Menurutnya, ini merupakan tren nasional yang harus diantisipasi setiap daerah, termasuk pemerintah Papua Barat dan pemangku kepentingan di daerah ini.***1***

Pewarta: Toyiban

Editor : Key Tokan A


COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2019