Pemerintah Provinsi Papua Barat terus meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat di Kabupaten Teluk Wondama, dalam menghadapi potensi bencana di daerah tersebut.
Teluk Wondama termasuk wilayah dengan kerentanan bencana tinggi di Provinsi Papua Barat. Bencana banjir pada 4 Oktober 2010 yang menelan ratusan korban jiwa menjadi salah satu bukti nyata.
"Itulah sebabnya membangun kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana menjadi bagian penting yang perlu terus dilakukan untuk membentuk masyarakat sadar bencana," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Papua Barat, Derek Ampnir di Wasior, Minggu
Terkait hal ini, pekan lalu BPBD menggelar acara peringatan Kesiapsiagaan Bencana yang dipusatkan di Taman Masasoya Topai Wasior, Teluk Wondama. Taman yang semula lapangan tersebut menjadi saksi bisu keganasan banjir bandang 2010.
"Kita bisa hidup harmoni dengan bencana dengan cara kita perkuat pengurangan risiko bencana, kita perkuat kesiapsiagaan masyarakat untuk hadapi bencana. Karena bencana itu kita bisa atasi dengan meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat,“ ucap Derek.
Pada kegiatan tersebut, ujar Ampnir, digelar simulasi pertolongan dan evakuasi terhadap korban bencana oleh tim reaksi cepat yang melibatkan berbagai instansi seperti, Basarnas, TNI/Polri, Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, Dinas Perhubungan serta kelompok siaga bencana kampung.
Simulasi tersebut merupakan bagian dari upaya membentuk kesiapsiagaan masyarakat termasuk perangkat pemerintah daerah dalam menghadapi bencana. Masyarakat bisa mengetahui cara menolong dirinya manakala terjadi bencana. Dengan begitu korban bencana bisa diminimalisir.
“Bagaimana melatih kita semua di sini, semua pemangku kepentingan di sini mengambil tanggung jawab saat bencana terjadi. Karena bencana itu datangnya tidak diundang. Tamu yang tidak diundang tapi datang itu bagaimana caranya, caranya adalah kita harus siap,“ lanjut mantan pelaksana tugas Bupati Teluk Wondama pada tahun 2010 ini.
Wakil Bupati Teluk Wondama Paulus Indubri pada kesempatan sebelumnya mengakui upaya membangun kesiapsiagaan masyarakat di daerah tersebut dalam menghadapi bencana sejauh ini belum dilakukan secara maksimal. Hal itu tampak dari kebijakan anggaran untuk urusan kebencanaan yang diakuinya masih relatif kecil.
“Kami di Wondama kalau terjadi peristiwa yang sama seperti 2010 maka pasti akan memakan korban yang hampir sama. Karena mempersiapkan sumber daya kita itu belum kita lakukan secara terstruktur dalam setiap tahunnya," ucap Indubri.
Wabup juga mengakui sarana prasarana untuk penanggulangan bencana yang dimiliki Pemda masih sangat terbatas. Karena itu, dia menekankan ke depan hal tersebut harus mendapat perhatian tersendiri.***3***
COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2019
Teluk Wondama termasuk wilayah dengan kerentanan bencana tinggi di Provinsi Papua Barat. Bencana banjir pada 4 Oktober 2010 yang menelan ratusan korban jiwa menjadi salah satu bukti nyata.
"Itulah sebabnya membangun kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana menjadi bagian penting yang perlu terus dilakukan untuk membentuk masyarakat sadar bencana," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Papua Barat, Derek Ampnir di Wasior, Minggu
Terkait hal ini, pekan lalu BPBD menggelar acara peringatan Kesiapsiagaan Bencana yang dipusatkan di Taman Masasoya Topai Wasior, Teluk Wondama. Taman yang semula lapangan tersebut menjadi saksi bisu keganasan banjir bandang 2010.
"Kita bisa hidup harmoni dengan bencana dengan cara kita perkuat pengurangan risiko bencana, kita perkuat kesiapsiagaan masyarakat untuk hadapi bencana. Karena bencana itu kita bisa atasi dengan meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat,“ ucap Derek.
Pada kegiatan tersebut, ujar Ampnir, digelar simulasi pertolongan dan evakuasi terhadap korban bencana oleh tim reaksi cepat yang melibatkan berbagai instansi seperti, Basarnas, TNI/Polri, Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, Dinas Perhubungan serta kelompok siaga bencana kampung.
Simulasi tersebut merupakan bagian dari upaya membentuk kesiapsiagaan masyarakat termasuk perangkat pemerintah daerah dalam menghadapi bencana. Masyarakat bisa mengetahui cara menolong dirinya manakala terjadi bencana. Dengan begitu korban bencana bisa diminimalisir.
“Bagaimana melatih kita semua di sini, semua pemangku kepentingan di sini mengambil tanggung jawab saat bencana terjadi. Karena bencana itu datangnya tidak diundang. Tamu yang tidak diundang tapi datang itu bagaimana caranya, caranya adalah kita harus siap,“ lanjut mantan pelaksana tugas Bupati Teluk Wondama pada tahun 2010 ini.
Wakil Bupati Teluk Wondama Paulus Indubri pada kesempatan sebelumnya mengakui upaya membangun kesiapsiagaan masyarakat di daerah tersebut dalam menghadapi bencana sejauh ini belum dilakukan secara maksimal. Hal itu tampak dari kebijakan anggaran untuk urusan kebencanaan yang diakuinya masih relatif kecil.
“Kami di Wondama kalau terjadi peristiwa yang sama seperti 2010 maka pasti akan memakan korban yang hampir sama. Karena mempersiapkan sumber daya kita itu belum kita lakukan secara terstruktur dalam setiap tahunnya," ucap Indubri.
Wabup juga mengakui sarana prasarana untuk penanggulangan bencana yang dimiliki Pemda masih sangat terbatas. Karena itu, dia menekankan ke depan hal tersebut harus mendapat perhatian tersendiri.***3***
COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2019