Pemerintah Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) melakukan beberapa langkah strategis untuk mengatasi kekeringan pada lahan pertanian karena dampak El Nino.
"Ada beberapa langkah strategis kami, salah satunya kami miliki brigade pompa air, alat mesin pertanian (alsintan), traktor besar, yang menjadi untuk dipinjamkan kepada masyarakat," kata Kepala Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi, dan Pelaporan Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Sumba Timur Herman Hunga Njurumana dari Waingapu, Kabupaten Sumba Timur, Rabu.
Berdasarkan data Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Sumba Timur per Januari 2024, total lahan terdampak El Nino atau yang mengalami kekeringan seluas 29.112,28 hektare dari total lahan 34.678,95 hektare baik lahan irigasi, tadah hujan, maupun lahan untuk jagung dan kacang tanah.
Untuk meminimalisasi dampak yang lebih luas, Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Sumba Timur menyiapkan brigade atau persediaan alat-alat yang bisa dipinjamkan ke kelompok tani atau masyarakat yang sedang menanam.
Masyarakat yang kekurangan air, kata dia, bisa memanfaatkan brigade pompa air, lalu ada pula mesin panen, dan traktor besar yang dapat digunakan oleh masyarakat.
"Ada juga pembangunan sumur bor dan pemanfaatan daerah aliran sungai," ucapnya.
Hal lain yang tengah didorong oleh dinas tersebut yakni pemanfaatan lahan untuk tanaman hortikultura.
Herman mengatakan tanaman hortikultura memiliki peluang pasar yang cukup tinggi dan umur panen yang pendek.
Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Sumba Timur sedang aktif menggerakkan petani khususnya petani milenial (anak muda) untuk masuk dalam pertanian hortikultura.
"Misalnya kita punya lahan cabai untuk 1.000 pohon, lalu satu pohon menghasilkan dua kilogram, maka dikalikan sudah hasilkan berapa ton, belum lagi dikali dengan harga di pasaran saat ini kurang lebih untuk cabai itu Rp50 ribu," katanya.
Sebagai salah satu langkah minimalisasi dampak kekeringan karena El Nino, dinas setempat juga mendorong peningkatan indeks pertanaman.
Dengan adanya bantuan alsintan dan ketersediaan benih umur pendek, ia berharap, adanya peningkatan indeks pertanaman, dari satu kali tanam menjadi dua kali atau tiga kali di daerah irigasi.
"Kami juga imbau masyarakat memanfaatkan pekarangan terlebih untuk menanam tanaman lokal seperti ubi dan keladi untuk menunjang ketahanan pangan masyarakat," ucapnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2024
"Ada beberapa langkah strategis kami, salah satunya kami miliki brigade pompa air, alat mesin pertanian (alsintan), traktor besar, yang menjadi untuk dipinjamkan kepada masyarakat," kata Kepala Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi, dan Pelaporan Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Sumba Timur Herman Hunga Njurumana dari Waingapu, Kabupaten Sumba Timur, Rabu.
Berdasarkan data Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Sumba Timur per Januari 2024, total lahan terdampak El Nino atau yang mengalami kekeringan seluas 29.112,28 hektare dari total lahan 34.678,95 hektare baik lahan irigasi, tadah hujan, maupun lahan untuk jagung dan kacang tanah.
Untuk meminimalisasi dampak yang lebih luas, Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Sumba Timur menyiapkan brigade atau persediaan alat-alat yang bisa dipinjamkan ke kelompok tani atau masyarakat yang sedang menanam.
Masyarakat yang kekurangan air, kata dia, bisa memanfaatkan brigade pompa air, lalu ada pula mesin panen, dan traktor besar yang dapat digunakan oleh masyarakat.
"Ada juga pembangunan sumur bor dan pemanfaatan daerah aliran sungai," ucapnya.
Hal lain yang tengah didorong oleh dinas tersebut yakni pemanfaatan lahan untuk tanaman hortikultura.
Herman mengatakan tanaman hortikultura memiliki peluang pasar yang cukup tinggi dan umur panen yang pendek.
Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Sumba Timur sedang aktif menggerakkan petani khususnya petani milenial (anak muda) untuk masuk dalam pertanian hortikultura.
"Misalnya kita punya lahan cabai untuk 1.000 pohon, lalu satu pohon menghasilkan dua kilogram, maka dikalikan sudah hasilkan berapa ton, belum lagi dikali dengan harga di pasaran saat ini kurang lebih untuk cabai itu Rp50 ribu," katanya.
Sebagai salah satu langkah minimalisasi dampak kekeringan karena El Nino, dinas setempat juga mendorong peningkatan indeks pertanaman.
Dengan adanya bantuan alsintan dan ketersediaan benih umur pendek, ia berharap, adanya peningkatan indeks pertanaman, dari satu kali tanam menjadi dua kali atau tiga kali di daerah irigasi.
"Kami juga imbau masyarakat memanfaatkan pekarangan terlebih untuk menanam tanaman lokal seperti ubi dan keladi untuk menunjang ketahanan pangan masyarakat," ucapnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2024