Sebanyak 80 persen calon anggota tamtama TNI Angkatan Darat yang kini menjalani pendidikan di Resimen Induk Pendidikan Kodam XVIII/Kasuari, Papua Barat, putra asli daerah Papua, kata Wakil Gubernur Papua Barat Mohamad Lakotani.

"Kemarin waktu menghadiri pembukaan pendidikan dan latihan perdana di Rindam, saya kaget. Sebagian besar dari mereka adalah putra Papua. Ini bukti bahwa anak-anak kita juga mampu bersaing," kata dia di Manokwari, Selasa.

Lakotani mengapresiasi dan berterima kasih atas perhatian Kodam XVIII/Kasuari pada perekrutan catam TNI-AD. Perhatian kodam terhadap pembangunan sumber daya manusia (SDM) Papua dinilai cukup besar.

"Ini sangat terlihat bahwa, memang putra putri Papua menjadi prioritas dalam rekrutmen anggota TNI. Saya dan Bapak Gubernur menyampaikan terima kasih untuk Bapak Pangdam," katanya.

Wagub Lakotani pun mengajak seluruh masyarakat untuk menjaga generasi Papua dari pengaruh minuman beralkohol, narkoba, serta perilaku buruk dan menyimpang.

Hal itu, katanya, perlu dilakukan agar putra-putri Papua dapat meraih prestasi terbaik di segala bidang.

"Jadi tentara atau polisi itu tidak gampang, hanya anak-anak sehat yang bisa lolos. Sejak dini harus disiapkan, sebab bertato atau tindik telinga tidak akan lulus. Putra-putri Papua harus sehat jiwa raga," kata dia.

Lakotani mengutarakan kasus peredaran narkoba di Papua Barat cukup mengkhawatirkan.

Begitu pula, kata dia, kasus minuman beralkohol yang masih cukup mudah diperoleh.

Oleh karena itu, kata dia, orang tua mempunyai peranan cukup besar terhadap pendidikan dan masa depan anak.

Pada gelombang pertama 2019, Kodam Kasuari berhasil merekrut 320 calon anggota tamtama, di mana putra asli daerah setempat mencapai 80 persen dari total jumlah tersebut.

Dari 320 orang itu, 200 di antaranya menjalani pendidikan di Rindam Kasuari yang baru selesai dibangun di Momiwaren Kabupaten Manokwari Selatan. Sebanyak 120 orang lainya dititipkan di Rindam Hasanuddin Makassar, Sulawesi Selatan.
 

Pewarta: Toyiban

Editor : Key Tokan A


COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2019