Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut Provinsi Papua Barat Daya mengalami inflasi sebesar 1,49 persen (yoy) pada Januari 2024 dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) mencapai 103,55.

Kepala BPS Papua Barat Merry saat konferensi pers di Manokwari, Kamis, mengatakan inflasi tersebut merupakan gabungan dari tiga kota IHK yaitu Kota Sorong, Kabupaten Sorong dan Sorong Selatan.

Kabupaten Sorong Selatan mengalami inflasi yang tertinggi dari tiga kota IHK sebesar 2,11 persen (yoy), disusul Kabupaten Sorong 1,73 persen (yoy), dan Kota Sorong 1,34 persen (yoy).

"Inflasi gabungan tercatat 1,49 persen secara tahunan. Ini pertama kalinya BPS merilis data IHK untuk Papua Barat Daya setelah dimekarkan dari Papua Barat," kata Merry.

Dia menjelaskan ada tiga kelompok pengeluaran yang memberikan andil terbesar terhadap kondisi inflasi Papua Barat Daya yaitu kelompok makan minum tembakau 1,77 persen (yoy), transportasi 2,80 persen (yoy), dan penyediaan makan minum 3 persen (yoy).

Kelompok pengeluaran lainnya yang juga mengalami peningkatan indeks harga meliputi kelompok pakaian, perumahan, pemeliharaan rutin rumah tangga, jasa keuangan, olahraga dan kesehatan.

"Kelompok makan minum memiliki andil inflasi 0,70, transportasi 0,27, dan penyediaan makanan atau restoran 0,19," ucap Merry.

Merry menyebut ada lima komoditas penyumbang utama inflasi tahunan di Papua Barat Daya meliputi beras (0,53 persen), ikan tuna (0,39 persen), rokok kretek (0,33 persen), ikan teri (0,31 persen), dan tarif angkutan udara (0,18 persen).

Secara bulanan, kata dia, inflasi gabungan tiga kota IHK Papua Barat Daya sebesar 0,13 persen (mtm) dengan komoditas penyumbang terdiri dari bawang merah (0,11 persen), tomat (0,08 persen), bawang putih (0,06 persen), rokok kretek (0,05 persen), dan ikan mumar (0,05 persen).

"Inflasi bulanan Kota Sorong 0,09 persen (mtm), Sorong Selatan 0,94 persen (mtm), dan Kabupaten Sorong 0,53 persen (mtm)," kata Merry.

Pewarta: Fransiskus Salu Weking

Editor : Evarianus Supar


COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2024