Pelaksana Tugas Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Papua Barat Yacob S Fonataba mengatakan data hasil Sensus Pertanian 2023 (ST2023) memberikan dukungan pembentukan indikator Sustainable Development Goals (SDGs) pertanian.

Sensus dimaksud menghasilkan geospasial statistik pertanian dan data small scale producer (petani skala kecil) sesuai standar Finance Administration Officer (FAO), sehingga berdampak positif terhadap pengambilan kebijakan.

"Sensus Pertanian 2023 hadir untuk memotret kondisi sektor pertanian secara komprehensif," kata Yacob pada acara diseminasi hasil ST2023 tahap satu di Aula BPS Papua Barat, Manokwari, Senin.

Menurut Yacob, pertanian merupakan salah satu sektor yang sangat penting dalam perekonomian Indonesia karena menyerap tenaga kerja paling banyak pada tahun 2022.

Penduduk Papua Barat yang bekerja pada sektor pertanian mencapai 38,65 persen, sehingga perlu mendapat perhatian agar potensi pertanian dikelola secara maksimal.

"Sektor pertanian adalah sektor penting dalam mewujudkan kedaulatan pangan, maka kesejahteraan petani perlu ditingkatkan," jelas Yacob.

Pemerintah daerah, kata dia, mengapresiasi jajaran Badan Pusat Statistik (BPS) tingkat provinsi dan kabupaten yang telah menyelesaikan Sensus Pertanian 2023 mulai dari tahap persiapan hingga diseminasi tahap pertama.

Data yang dihasilkan dari Sensus Pertanian 2023 dilengkapi dengan data yang dapat menjawab isu strategis terkini pada sektor pertanian, sekaligus rujukan bagi pemerintah daerah dan para pemangku kepentingan.

"Hal ini tentunya tak lepas dari kerja sama, kerja keras, dan peran aktif dalam mensukseskan ST2023," tutur Yacob.

Kepala BPS Papua Barat Merry menuturkan, data hasil pengolahan Sensus Pertanian 2023 terlebih dahulu dievaluasi sebelum didiseminasikan.

Tujuan evaluasi adalah mengetahui fenomena pendukung seperti perubahan yang terjadi pada lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan selama sepuluh tahun terakhir.

"Data hasil ST2023 sudah dievaluasi kemudian hari ini (Senin) didiseminasikan," ucap Merry.

Dia menjelaskan bahwa ada delapan variabel dari hasil Sensus Pertanian 2023 yang didiseminasikan pada tahap pertama.

Variabel pertama, jumlah usaha pertanian dan rumah tangga usaha pertanian menurut kewilayahan, jenis unit usaha, subsektor dan perbandingan dengan sensus pertanian tahun 2013.

Kedua, demografi pengelola usaha pertanian meliputi kelompok umur, jenis kelamin dan wilayah.

"Ketiga, lahan yang dikuasai meliputi luas lahan, klasifikasi penggunaan lahan, subsektor dan perbandingan dengan sensus pertanian 2013," ujarnya.

Keempat, kata Merry, data petani gurem menurut subsektor dan perbandingannya dengan sensus pertanian 2013. Kelima, petani milenial menurut kewilayahan, jenis kelamin, umur dan subsektor.

Keenam, petani urban meliputi jumlah rumah tangga dan unit usaha pertanian. Ketujuh, penggunaan pupuk menurut wilayah dan klasifikasi penggunaan pupuk.

"Kedelapan, komoditas strategis yaitu jumlah usaha pertanian menurut komoditas potensi dan jumlah sapi kerbau di unit usaha pertanian menurut wilayah, jenis kelamin dan perbandingannya dengan sensus pertanian 2013," ujar Merry.
 

Pewarta: Fransiskus Salu Weking

Editor : Evarianus Supar


COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2023