Manokwari (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Papua Barat melakukan evaluasi terhadap data hasil pengolahan Sensus Pertanian tahun 2023 sebelum data tersebut didiseminasikan pada 4 Desember mendatang.
"Perbaikan anomali data hasil Sensus Pertanian 2023 pada kabupaten/kota sudah 100 persen yang kemudian dievaluasi," kata Kepala BPS Papua Barat Merry saat workshop evaluasi data hasil Sensus Pertanian di Manokwari, Selasa.
Ia menjelaskan bahwa evaluasi bermaksud untuk mengetahui fenomena pendukung seperti perubahan yang terjadi pada lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan selama 10 tahun terakhir.
Dengan demikian, data hasil sensus akan menggambarkan kondisi sektor pertanian di seluruh wilayah Papua Barat secara komprehensif serta kekhasan pada setiap daerah.
"Workshop evaluasi diharapkan memperkuat koordinasi dan kolaborasi dengan dinas terkait dalam mendapat insight," ucap Merry.
Ia menjelaskan sektor pertanian merupakan salah satu unsur penting dalam perekonomian Indonesia, dan menjadi sektor yang banyak menyerap tenaga kerja tahun 2022.
Jumlah tenaga kerja Papua Barat yang bekerja pada sektor pertanian mencapai 36,65 persen, sehingga perlu mendapat perhatian agar potensi pertanian lebih dioptimalkan dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional.
"Optimalisasi sektor pertanian akan meningkatkan kesejahteraan petani," ucap Merry.
Menurut dia data yang dihasilkan dari Sensus Pertanian 2023 dilengkapi dengan data yang mampu menjawab isu strategis, sekaligus akan memberikan dukungan terhadap pembentukan indikator SDGs pertanian.
Selain itu, sensus dimaksud menghasilkan geospasial statistik pertanian dan data small scale producer (petani skala kecil) yang sesuai standar Finance Administration Officer (FAO), sehingga berdampakampak positif terhadap pengambilan kebijakan.
"Sensus Pertanian 2023 hadir untuk memotret kondisi pertanian yang bermanfaat bagi pengambilan keputusan," ujar Merry.
Ia menjelaskan ada sejumlah variabel yang akan didiseminasikan dari hasil sensus pertanian tahun 2023.
Pertama, jumlah usaha pertanian dan rumah tangga usaha pertanian menurut kewilayahan, jenis unit usaha, subsektor dan perbandingan dengan sensus pertanian tahun 2013.
Kedua, demografi pengelola usaha pertanian meliputi kelompok umur, jenis kelamin dan wilayah.
"Ketiga, lahan yang dikuasai meliputi luas lahan, klasifikasi penggunaan lahan, subsektor dan perbandingan dengan sensus pertanian 2013," ujarnya.
Keempat, kata Merry, data petani gurem menurut subsektor dan perbandingannya dengan sensus pertanian 2013. Kelima, petani milenial menurut kewilayahan, jenis kelamin, umur dan subsektor.
Keenam, petani urban meliputi jumlah rumah tangga dan unit usaha pertanian. Ketujuh, penggunaan pupuk menurut wilayah dan klasifikasi penggunaan pupuk.
"Kedelapan, komoditas strategis yaitu jumlah usaha pertanian menurut komoditas potensi dan jumlah sapi kerbau di unit usaha pertanian menurut wilayah, jenis kelamin dan perbandingannya dengan sensus pertanian 2013," ujar Merry.
Sebagai informasi, workshop evaluasi data hasil Sensus Pertanian 2023 menghadirkan Pelaksanaan Tugas Sekretaris Daerah Papua Barat Yacob Fonataba sebagai narasumber.
BPS Papua Barat evaluasi data hasil pengolahan Sensus Pertanian 2023
Selasa, 14 November 2023 15:10 WIB