Bandar Udara (Bandara) Domine Edward Osok (DEO) Sorong, Provinsi Papua Barat Daya, melakukan peningkatan fasilitas landasan pacu (runway) agar dapat didarati pesawat berkapasitas besar.

Kepala Bandara DEO Sorong Cece Tarya di Sorong, Papua Barat Daya, Rabu, menjelaskan sesuai dengan kajian rencana induk, bandara membutuhkan optimalisasi terhadap fasilitas yang ada.
 
"Saat ini, ada batasan bobot beban pesawat dari 78 ton dibatasi menjadi 71 ton," jelasnya.
 
Dampak dari pengurangan bobot pesawat itu, sebut dia, jumlah penumpang berkurang dan harga tiket pun ikut kena imbasnya.
 
"Ketika penguatan runway ini telah selesai dilakukan, maka tidak lagi ada batasan bobot pesawat, sehingga ini akan berpengaruh terhadap harga tiket," sebut Cece.
 
Upaya yang tengah dilakukan, sebut dia, adalah pekerjaan pengendalian muka air tanah sebagai persiapan optimalisasi runway pada 2024.
 
Pekerjaan muka air tanah itu terdiri dari open cup drainase, normalisasi runway street dan pekerjaan pemasangan pipa ukuran 8 inci di bawah tanah berdasarkan kedalaman konstruksi runway di pinggir kiri dan kanan landasan.
 
"Karena, muka air tanah di Bandara DEO Sorong kedalamannya hanya 60 cm, sehingga ketika digali sudah keluar air. Sementara konstruksi kedalaman runway itu 1,1 meter. Itu berarti muka air tanah itu tentunya akan merusak konstruksi runway karena tidak sesuai. Itu kita kendalikan dulu," kata Cece.
 
Tujuan dari runway street itu adalah ketika terjadi hujan, air langsung mengalir menuju drainase open cup. Karena permukaan runway hanya 1,7 meter dari permukaan air laut, maka di ujung drainase open cup itu akan dipasang water ponding.
 
"Ketika air laut pasang dan saat hujan turun kemudian air melimpah itu tidak bisa keluar ke sungai, sehingga dipompa menggunakan alat yang telah dipasang," ujarnya.
 
Menurut dia, pihaknya telah menyerahkan proposal kepada Pemerintah Provinsi Papua Barat Daya terkait dengan peningkatan program keselamatan penerbangan.
 
"Kita akan memasang pratition aproads liting (PAL) yang berfungsi sebagai penggait pesawat saat landing. Dengan adanya PAL ke arah 27 atau bagian timur akan memungkinkan keamanan terjamin ketika pesawat melakukan landing, sehingga panjang runway 2.500 m akan lebih efisien digunakan untuk jenis pesawat jenis A330," jelas Cece.

Pewarta: Yuvensius Lasa Banafanu

Editor : Evarianus Supar


COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2023