Bank Indonesia (BI) Perwakilan Provinsi Papua Barat menginisiasi pengguna pupuk organik berbasis Microbacter Alfaafa-11 (MA-11) untuk meningkatkan produksi tanaman padi.

Hal ini ditandai dengan gerakan penanaman padi perdana menggunakan pupuk organik pada lahan seluas ¼ hektare di Kabupaten Manokwari, Kamis.

Kepala Kantor Perwakilan BI Papua Barat Rommy Sariu Tamawiwy mengatakan kegiatan tersebut merupakan rangkaian dari gerakan nasional pengendalian inflasi pangan tahun 2023.

"Sekaligus peluang memproduksi beras secara mandiri karena selama ini disuplai dari luar Papua Barat," kata Rommy.

Ia menjelaskan Bank Indonesia bersama instansi pemerintah daerah telah memberikan pembekalan mengenai budidaya pertanian organik berbasis MA-11 bagi kelompok tani melalui kegiatan pelatihan usaha tani berkualitas.

Upaya itu merupakan solusi alternatif dalam menghadapi keterbatasan pupuk subsidi, sekaligus memanfaatkan bahan baku pupuk organik yang mudah diperoleh.

"Peningkatan produktivitas tanaman menggunakan pupuk organik berbasis MA-11 sudah terbukti efektif di daerah lain di Indonesia," jelas Rommy.

Dia berharap gerakan perdana tanam padi menggunakan pupuk organik berbasis MA-11 dapat diadopsi oleh kelompok tani lainnya di seluruh wilayah Papua Barat.

Dengan demikian, maka produktivitas padi yang kemudian dikonversi menjadi beras akan mengalami peningkatan signifikan dan mampu menjawab kebutuhan masyarakat.

"Ketahanan pangan di daerah bisa terwujudkan dan bisa menjaga pasokan pangan khususnya komoditas beras," ucap Rommy.

Menurut dia, permasalahan inflasi pangan khususnya komoditas beras di Papua Barat dipengaruhi sejumlah faktor seperti perubahan iklim, kenaikan harga pupuk dan pestisida, serta laju pertumbuhan penduduk.

Oleh karena itu, diperlukan sinergi kolaborasi dalam mengatasi inflasi pangan melalui berbagai kegiatan untuk meningkatkan produktivitas tanaman padi dan perluasan lahan.

"Ketidakpastian cuaca semakin sering terjadi dan mengancam produksi pertanian," ujar dia.

Kepala Dinas Pertanian Manokwari Kukuh Saptoyudo mengatakan, program pengendalian inflasi pangan menjadi semakin penting dalam rangka menjaga kestabilan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.

Lonjakan harga pangan berdampak terhadap turunnya daya beli masyarakat dan indeks inflasi secara keseluruhan.

"Maka dari itu pengendalian inflasi pangan menjadi hal penting dalam menjaga kestabilan ekonomi," ujar Saptoyudo.

Ia mengapresiasi inisiatif Bank Indonesia dalam menyelenggarakan kegiatan tanam padi menggunakan pupuk organik berbasis MA-11 yang menjadi solusi mengatasi masalah pertanian.

Solusi inovatif yang dimaksud tidak hanya membantu memecahkan masalah, tetapi juga mendorong pertumbuhan dan transformasi positif dalam sektor pertanian.

Ia mengajak petani di Manokwari yang telah mengikuti pelatihan untuk memproduksi pupuk organik berbasis MA-11 dengan memanfaatkan limbah pertanian dan peternakan.

"Hal ini mampu menekan biaya produksi pertanian dan dipercaya juga mampu meningkatkan produktivitas hasil panen," ucap dia.

Pewarta: Fransiskus Salu Weking

Editor : Evarianus Supar


COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2023