Manokwari,(Antaranews Papua Barat)-Proyek pembangunan konstruksi train 3 kilang minyak dan gas bumi (Migas) yang dilaksanakan di wilayah Kabupaten Teluk Bintuni dan Fakfak saat ini sudah menyerap sebanyak 1.655 tenaga kerja lokal.

Kepala Satuan Kerja Khusus Migas Papua-Maluku Rinto Pudyantoro di Manokwari, Rabu, mengatakan, pembangunan tanggung train 3 merupakan proyek strategis nasional (PSN). Selain untuk meningkatkan kontribusi penerimaan negara, proyek ini juga mendukung perekonomian nasional dengan merangsang keterlibatan antar sektor.

Ia menjelaskan, sesuai prinsip perekrutan tenaga kerja yang tercantum dalam dokumen analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL), perekrutan lokal hanya dilaksanakan melalui Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi setempat. 

"Saat ini pembangunan train 3 sedang berlangsing, dua anjungan lepas pantai dan jalur pipa bawah laut telah terpasang. Kami berharap proyek ini selesai tepat waktu seperti yang kita harapkan pada tahun 2020 sudah dapat beroperasi," kata Rinto.

Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Papua Barat, Paskalina Yamlean mengatakan, jumlah keseluruhan tenaga kerja yang sudah direkrut hingga saat ini mencapai 6.695 orang.

Ia merinci, untuk tenaga kerja dari kalangan putra asli daerah di Papua Barat sebanyak 1.655 orang. Masing-masing 529 tenaga kerja dari 62 kampung yang menerima dampak langsung proyek train tiga, 520 orang dari kabupaten Teluk Bintuni dan Fakfak diluar 62 kampung penerima dampak serta 606 orang berasal dari berbagai daerah di Papua Barat.

Tenaga kerja dari luar Papua Barat sebanyak 4.894 termasuk di dalamnya adalah tenaga kerja asing (TKA) sebanyak 146 orang.

"Sampai disini tentu kita bertanya, kok tenaga kerja dari luar lebih banyak. Ini karena tidak mudah mencari tenaga kerja di Papua Barat sementara proyek ini dituntut untuk cepat," kata dia.

Dia menjelaskan, dari 529 pekerja dari 62 kampung penerima dampak proyek Train 3, diantara mereka adalah tenaga kerja skill, semi skill serta nonskill. Begitu pula untuk pekerja yang direkrut dari Bintuni dan Fakfak, serta Papua Barat secara umum.

"Dari Bintuni dan Fakfak, ada dua orang yang menjadi supervisor. Untuk Papua Barat ada 22 orang," pungkasnya.
 

Pewarta: Toyiban

Editor : Key Tokan A


COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2018