Manokwari,(Antaranews Papua Barat)-Situasi keamanan di ruas jalan Trans Papua Barat cukup kondusif dan sejauh ini tidak ada gangguan dalam proses pembangunannya.

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Papua Barat AKBP Hary Supriyono di Manokwari, Rabu, mengatakan, secara umum Papua Barat cukup kondusif. Tidak ada gangguan keamanan yang cukup berarti.

Begitu pula di sepanjang jalan Trans Papua Barat dari Kota Sorong hingga Kabupaten Kaimana yang menjadi daerah perbatasan antara Provinsi Papua Barat dan Papua.  

"Sejauh ini tidak ada laporan gangguan keamanan terkait pelaksanaan pembangunan jalan trans. Untuk sementara masih aman-aman dan mudah-mudahan Papua Barat selalu kondusif," kata Hary.

Kepala Penerangan Kodam XVIII/Kasuari Kolonel Inf Andi Gus Wulandri menyebutkan, Provinsi Papua Barat sangat aman. Sejuah ini, pihaknya belum memperoleh laporan terkait keberadaan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di daerah ini

"Di seluruh wilayah Papua Barat aman, masyarakat bisa beraktivitas dengan normal. Aktivitas pembangunan juga berjalan lancar, termasuk pembangunan jalan Trans Papua Barat," kata Andi.

Menurutnya, Kodam dan Polda Papua Barat terus berkoordinasi dalam merawat dan menjaga situasi keamanan di daerah ini. Deteksi dan pencegahan dini dilaksanakan bersama sesuai peran serta fungsi masing-masing.

"Kita harus bersyukur Papua Barat aman. Kami juga mengimbau masyarakat untuk sama-sama menjaga keamanan daerah masing-masing," ujarnya.

Terkait kasus penembakan yang menimpa sejumlah pekerja jembatan jalur trans Papua di Kabupaten Nduga, sejuah ini belum ada personil Polda Papua Barat maupun Kodam XVIII/Kasuari yang diperbantukan untuk pengamanan.

Kepala Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) XVII Papua Barat, Yohanis Tulak pada wawancara terpisah mengatakan, proses pembangunan jalur trans dan jalur nasional di daerah tersebut berjalan lancar. Sejauh ini para kontraktor pelaksana pembangunan belum mengalami gangguan keamanan dari kelompok manapun.

Ia menjelaskan, panjang jalan trans Papua Barat sejauh 1.070,62 kilometer yang terbagi menjadi dua segmen. Segmen satu meliputi Sorong-Maybrat-Manokwari dengan total panjang 594,81 km dan segmen dua menghubungkan Manokwari-Mameh hingga perbatasan Papua Barat dan Papua melalui Kaimana dan Nabire.

Saat ini, seluruh segmen sudah terbuka dan perjalanan dari Kota Sorong-Papua Barat menuju Kabupaten Nabire-Papua sudah bisa ditempuh melalui jalur darat.

"Semua sudah terbuka dan 60 persen lebih jalan Trans Papua Barat saat ini sudah teraspal. Masih ada sekitar 36 persen yang masih tanah," kata Yohanis. 

Di Segmen satu, kata dia, masih sekitar 60 kilo meter yang belum teraspal dan segmen dua sekitar 300 kilometer. Pengaspalan dan pembangunan jembatan akan dilanjutkan pada tahun 2019.

Ia mengemukakan, perjalanan darat dari Kota Sorong menuju Nabire sudah bisa ditempuh dalam waktu 33 hingga 37 jam. Hal ini sudah termasuk istirahat di perjalanan.

"Sorong-Manokwari, kurang labih 14 hingga 16 jam. Manokwari menuju daerah perbatasan Nabire antara 15 hingga 17 jam dan daerah perbatasan menuju Nabire-Papua sekitar 4 hingga 6 jam," kata dia lagi.

Gubernur Papua Barat Dominggus Mandacan pada kesempatan sebelumnya mengatakan, berdasarkan survei Nasional Papua Barat tercatat sebagai daerah teraman di Indonesia. Ia mempersilahkan investor datang untuk membantu pembangunan di daerah tersebut.

"Indonesia masuk dalam daftar 10 besar negara teraman. Di Indonesia Papua Barat dirangking sebagai daerah teraman. Ini harus dipertahankan supaya pembangunan berjalan lancar," kata gubernur.


 

Pewarta: Toyiban

Editor : Key Tokan A


COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2018