Wasior,(Antaranews Papua Barat)-Bupati Teluk Wondama, Papua Barat Bernadus Imburi, menyatakan program keluarga berencana (KB) bukan untuk melarang jumlah anak melainkan mengatur agar seluruh keluarga sejahtera.
Menurut bupati saat ditemui di Wasior, Selasa, kelahiran anak harus diatur. Hal ini sebagai satu bentuk perencanaan agar keluarga lebih siap dan mampu menyiapkan sumber daya manusia.
"Punya anak banyak tidak dilarang tetapi diatur jarak supaya anak sehat, ibunya juga sehat. Jangan setiap 9 bulan atau 1 tahun sudah ada lagi nanti mau lihat mana mau urus yang mana, “ sebut bupati.
Pada Kamis (25/10) bupati mencanangkan Kampung Dotir, Distrik Wasior sebagai Kampung Keluarga Berencana.
Kampung KB merupakan wilayah setingkat desa dengan kriteria tertentu di mana terdapat keterpaduan program kependudukan, keluarga berencana dan pembangunan keluarga (KKBPK) dan pembangunan sektor terkait.
Dotir dipilih menjadi kampung percontohan KB di Teluk Wondama memenuhi sejumlah kriteria yang dipersyaratkan. Antara lain jumlah kepesertaan dalam program KB yang masih rendah, jumlah anak usia sekolah rendah dan dikategorikan sebagai kawasan miskin perkotaan.
Bupati berharap, pembentukan Kampung KB mampu membuka wasawasan masyarakat Dotir juga warga Wondama pada umumnya terkait pentingnya mengatur jarak kelahiran agar bisa terwujud keluarga yang sehat dan sejahtera.
Sekretaris BKKBN Provinsi Papua Barat Widji yang hadir mewakili Kepala BKKBN Papua Barat menekankan bahwa keluarga memiliki peran penting dalam pembentukan sumber daya manusia yang berkualitas sekaligus pembentukan karakter bangsa.
Pemerintah melalui BKKBN meluncurkan Kampung KB yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup keluarga dan masyarakat. Adanya Kampung KB juga berangkat dari fakta masih banyaknya kasus kematian ibu hamil dan melahirkan maupun kematian bayi.
“Kematian ibu dan bayi sesungguhnya dapat dicegah jika kita dapat menghindari apa yang disebut 4 Terlalu. Yakni jangan terlalu muda hamil dan melahirkan, jangan terlalu dekat kelahiran, jangan terlalu banyak hamil dan melahirkan dan jangan terlalu tua untuk hamil dan melahirkan, “ kata Wijdi.
Kepala Kampung Dotir Yusak Marani Yusak berharap Kampung KB berdampak positif terhadap perbaikan kualitas kehidupan masyarakat setempat melalui pengendalian angka kelahiran.
“Kondisi di kampung seperti ini jadi ke depan menjaga supaya tingkat kelahiran jangan begitu saja tapi hitung jarak kelahiran. Mungkin dua tahun baru melahirkan (lagi). Jangan satu tahun, enam bulan atau sembilan bulan sudah melahirkan, jangan,"ucap Yusak.
Selain di Dotir yang mewakili Distrik Wasior, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kabupaten Teluk Wondama juga menetapkan 12 kampung lain sebagai Kampung KB sehingga terdapat 13 Kampung KB yang mewakili 13 distrik di Wondama.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2018
Menurut bupati saat ditemui di Wasior, Selasa, kelahiran anak harus diatur. Hal ini sebagai satu bentuk perencanaan agar keluarga lebih siap dan mampu menyiapkan sumber daya manusia.
"Punya anak banyak tidak dilarang tetapi diatur jarak supaya anak sehat, ibunya juga sehat. Jangan setiap 9 bulan atau 1 tahun sudah ada lagi nanti mau lihat mana mau urus yang mana, “ sebut bupati.
Pada Kamis (25/10) bupati mencanangkan Kampung Dotir, Distrik Wasior sebagai Kampung Keluarga Berencana.
Kampung KB merupakan wilayah setingkat desa dengan kriteria tertentu di mana terdapat keterpaduan program kependudukan, keluarga berencana dan pembangunan keluarga (KKBPK) dan pembangunan sektor terkait.
Dotir dipilih menjadi kampung percontohan KB di Teluk Wondama memenuhi sejumlah kriteria yang dipersyaratkan. Antara lain jumlah kepesertaan dalam program KB yang masih rendah, jumlah anak usia sekolah rendah dan dikategorikan sebagai kawasan miskin perkotaan.
Bupati berharap, pembentukan Kampung KB mampu membuka wasawasan masyarakat Dotir juga warga Wondama pada umumnya terkait pentingnya mengatur jarak kelahiran agar bisa terwujud keluarga yang sehat dan sejahtera.
Sekretaris BKKBN Provinsi Papua Barat Widji yang hadir mewakili Kepala BKKBN Papua Barat menekankan bahwa keluarga memiliki peran penting dalam pembentukan sumber daya manusia yang berkualitas sekaligus pembentukan karakter bangsa.
Pemerintah melalui BKKBN meluncurkan Kampung KB yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup keluarga dan masyarakat. Adanya Kampung KB juga berangkat dari fakta masih banyaknya kasus kematian ibu hamil dan melahirkan maupun kematian bayi.
“Kematian ibu dan bayi sesungguhnya dapat dicegah jika kita dapat menghindari apa yang disebut 4 Terlalu. Yakni jangan terlalu muda hamil dan melahirkan, jangan terlalu dekat kelahiran, jangan terlalu banyak hamil dan melahirkan dan jangan terlalu tua untuk hamil dan melahirkan, “ kata Wijdi.
Kepala Kampung Dotir Yusak Marani Yusak berharap Kampung KB berdampak positif terhadap perbaikan kualitas kehidupan masyarakat setempat melalui pengendalian angka kelahiran.
“Kondisi di kampung seperti ini jadi ke depan menjaga supaya tingkat kelahiran jangan begitu saja tapi hitung jarak kelahiran. Mungkin dua tahun baru melahirkan (lagi). Jangan satu tahun, enam bulan atau sembilan bulan sudah melahirkan, jangan,"ucap Yusak.
Selain di Dotir yang mewakili Distrik Wasior, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kabupaten Teluk Wondama juga menetapkan 12 kampung lain sebagai Kampung KB sehingga terdapat 13 Kampung KB yang mewakili 13 distrik di Wondama.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2018