Manokwari,(Antaranews Papua Barat)-Bencana gempa bumi yang disusul tsunami sangat mungkin terjadi di wilayah Kabupaten Manokwari dan sejumlah daerah lain di Papua Barat.
"Kita tidak perlu menyikapi secara horor informasi dari teman-teman media terkait potensi gempa dan tsunami di Manokwari dan Papua Barat secara umum. Justru itu membuat kita untuk meningkatkan kesiapsiagaan," kata Kepala Bidang Kesiapsiagaan BPBD Manokwari Ronnie Tamaela di Manokwari, Kamis.
Ia menjelaskan, secara umum Indonesia berada pada daerah lingkaran cincin api. Sesar gempa ada dihampir seluruh wilayah, termasuk di Papua Barat.
Sesar atau lempeng gempa di Manokwari, sebagian besar berada di wilayah Papua Barat,termasuk Manokwari sebagian besar berada di laut. Saat bencana berskala besar terjadi tsunami sangat mungkin terjadi.
Menurutnya, Manokwari harus belajar dari daerah-daerah lain seperti Lombok Nusa Tenggara Barat serta Palu dan Donggala Sulawesi Tengah. Kemandirian masyarakat untuk mengevaluasi diri harus terbangun untuk menekan korban jiwa.
"Terutama masyarakat yang tinggal di pesisir pantai, saat gempa besar terjadi sebaiknya langsung mengajak seluruh anggota keluarganya untuk lari ke tempat yang lebih tinggi. Tidak perlu menunggu peringatan," kata dia.
BPBD bersama sejumlah lembaga swadaya masyarakat (LSM) baik lokal maupun luar negeri, kata Ronnie, telah membentuk kampung siaga di daerah-daerah rawan terpapar tsunami.
"Dan kami mengakui masih banyak kekurangan, masih ada daerah-daerah yang belum kami sentuh karena keterbatasan anggaran. Kedepan akan kami usahakan sehingga masyarakat di seluruh wilayah lebih tangguh menghadapi bencana," kata dia lagi.
Ketua Forum Pengurangan Resiko Bencana Manokwari ini mengungkapkan, terdapat kelompok rentan yakni anak-anak, ibu hamil, kaum manula dan penyandang disabilitas. Sosialisasi akan terus dilakukan dengan melibatkan seluruh elemen termasuk media untuk menciptakan ketangguhan dari lingkungan keluarga.
"Setiap keluarga harus memiliki kesiapsiagaan dan hendaknya hal itu terus dilatih agar terbiasa, termasuk anak-anak sekolah terutama TK dan SD," sebutnya.
"Kita sudah belajar dari daerah lain termasuk dari gempa bumi yang pernah terjadi di Manokwari. Kita harus lebih siap," ujarnya lagi.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2018
"Kita tidak perlu menyikapi secara horor informasi dari teman-teman media terkait potensi gempa dan tsunami di Manokwari dan Papua Barat secara umum. Justru itu membuat kita untuk meningkatkan kesiapsiagaan," kata Kepala Bidang Kesiapsiagaan BPBD Manokwari Ronnie Tamaela di Manokwari, Kamis.
Ia menjelaskan, secara umum Indonesia berada pada daerah lingkaran cincin api. Sesar gempa ada dihampir seluruh wilayah, termasuk di Papua Barat.
Sesar atau lempeng gempa di Manokwari, sebagian besar berada di wilayah Papua Barat,termasuk Manokwari sebagian besar berada di laut. Saat bencana berskala besar terjadi tsunami sangat mungkin terjadi.
Menurutnya, Manokwari harus belajar dari daerah-daerah lain seperti Lombok Nusa Tenggara Barat serta Palu dan Donggala Sulawesi Tengah. Kemandirian masyarakat untuk mengevaluasi diri harus terbangun untuk menekan korban jiwa.
"Terutama masyarakat yang tinggal di pesisir pantai, saat gempa besar terjadi sebaiknya langsung mengajak seluruh anggota keluarganya untuk lari ke tempat yang lebih tinggi. Tidak perlu menunggu peringatan," kata dia.
BPBD bersama sejumlah lembaga swadaya masyarakat (LSM) baik lokal maupun luar negeri, kata Ronnie, telah membentuk kampung siaga di daerah-daerah rawan terpapar tsunami.
"Dan kami mengakui masih banyak kekurangan, masih ada daerah-daerah yang belum kami sentuh karena keterbatasan anggaran. Kedepan akan kami usahakan sehingga masyarakat di seluruh wilayah lebih tangguh menghadapi bencana," kata dia lagi.
Ketua Forum Pengurangan Resiko Bencana Manokwari ini mengungkapkan, terdapat kelompok rentan yakni anak-anak, ibu hamil, kaum manula dan penyandang disabilitas. Sosialisasi akan terus dilakukan dengan melibatkan seluruh elemen termasuk media untuk menciptakan ketangguhan dari lingkungan keluarga.
"Setiap keluarga harus memiliki kesiapsiagaan dan hendaknya hal itu terus dilatih agar terbiasa, termasuk anak-anak sekolah terutama TK dan SD," sebutnya.
"Kita sudah belajar dari daerah lain termasuk dari gempa bumi yang pernah terjadi di Manokwari. Kita harus lebih siap," ujarnya lagi.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2018