Wasior, (Antara)- Bupati Teluk Wondama, Papua Barat, Bernadus A Imburi mengajak seluruh warganya waspada dan mengantisipasi banjir bandang di daerah tersebut.
Hari ini, 4 Oktober 2018 tepat satu windu Teluk Wondama menyimpan duka. Delapan tahun silam tepatnya 4 Oktober 2010 bencana banjir bandang yang meluluhlantakkan Wasior dan sekitarnya.
Ratusan jiwa melayang, dan belum ada angka pasti jumlah korban yang belum ditemukan akibat bencana tersebut. Diperkirakan jumlahnya mencapai ratusan orang
Bupati mengajak masyarakat menjadikan 4 Oktober momentum untuk berserah kepada Tuhan serta memohon perlindungan agar Wondama dijauhkan dari bencana alam.
Menurut Bupati saat ditemui di Wasior, Kamis, hanya dengan mengandalkan pertolongan Tuhan Wondama bisa terbebas dari bencana banjir bandang seperti pada delapan tahun silam maupun bencana alam lainnya.
"Jadi menurut saya tidak ada cara lain kita hanya berserah pada Tuhan. Kita berdoa saja Tuhan hindari ini dari kita. Tidak ada cara lain. Kalau banjir kan karena hujan lebat jadi bisa diantisipasi. Tapi gempa kita tidak bisa tahu kapan terjadi," kata Imburi
Bupati juga mengajak masyarakat menjaga kelestarian lingkungan dengan tidak merusak daerah aliran sungai/kali juga kawasan hutan agar terhindar dari resiko terjadinya bencana alam terutama banjir yang pemicunya berhubungan dengan perilaku manusia.
“Rakyat yang tinggal di pinggir kali jaga kebersihan kali supaya kali bersih terus tidak ada sampah-sampah dan air mengalir lancar. Jangan tebang-tebang pohon di pinggir kali. Jangan ambil material di kali secara berlebihan, “ pesan Imburi.
Memperingati hari kelabu itu, Pemkab Teluk Wondama bersama masyarakat Wasior hari ini akan menggelar doa bersama yang dipusatkan di Taman Kota Masasoya Topai Wasior (MTW). Sebelum disulap menjadi taman kota, tempat yang dahulu lapangan ini adalah saksi bisu keganasan banjir bandang saat itu.
Pemkab Teluk Wondama sejak tahun 2011 telah menetapkan 4 Oktober sebagai Hari Berkabung Daerah dan hari libur fakultatif.
Wasior, Teluk Wondama tercatat sebagai salah satu daerah yang paling rawan mengalami bencana banjir bandang.
Volume air di sejumlah sungai besar mengalir cukup deras dari hulu gunung Wondiboi. Pemukiman warga terutama di wilayah Wasior, berada tepat dibawah atau lebih rendah dari sungai-sungai ini.
Pada banjir bandang tahun 2010 lalu sungai meluap dan membawa material batu serta kayu menggulung pemukiman warga. Peristiwa ini menyisakan duka mendalam baik bagi pemerintah daerah maupun masyarakat.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2018
Hari ini, 4 Oktober 2018 tepat satu windu Teluk Wondama menyimpan duka. Delapan tahun silam tepatnya 4 Oktober 2010 bencana banjir bandang yang meluluhlantakkan Wasior dan sekitarnya.
Ratusan jiwa melayang, dan belum ada angka pasti jumlah korban yang belum ditemukan akibat bencana tersebut. Diperkirakan jumlahnya mencapai ratusan orang
Bupati mengajak masyarakat menjadikan 4 Oktober momentum untuk berserah kepada Tuhan serta memohon perlindungan agar Wondama dijauhkan dari bencana alam.
Menurut Bupati saat ditemui di Wasior, Kamis, hanya dengan mengandalkan pertolongan Tuhan Wondama bisa terbebas dari bencana banjir bandang seperti pada delapan tahun silam maupun bencana alam lainnya.
"Jadi menurut saya tidak ada cara lain kita hanya berserah pada Tuhan. Kita berdoa saja Tuhan hindari ini dari kita. Tidak ada cara lain. Kalau banjir kan karena hujan lebat jadi bisa diantisipasi. Tapi gempa kita tidak bisa tahu kapan terjadi," kata Imburi
Bupati juga mengajak masyarakat menjaga kelestarian lingkungan dengan tidak merusak daerah aliran sungai/kali juga kawasan hutan agar terhindar dari resiko terjadinya bencana alam terutama banjir yang pemicunya berhubungan dengan perilaku manusia.
“Rakyat yang tinggal di pinggir kali jaga kebersihan kali supaya kali bersih terus tidak ada sampah-sampah dan air mengalir lancar. Jangan tebang-tebang pohon di pinggir kali. Jangan ambil material di kali secara berlebihan, “ pesan Imburi.
Memperingati hari kelabu itu, Pemkab Teluk Wondama bersama masyarakat Wasior hari ini akan menggelar doa bersama yang dipusatkan di Taman Kota Masasoya Topai Wasior (MTW). Sebelum disulap menjadi taman kota, tempat yang dahulu lapangan ini adalah saksi bisu keganasan banjir bandang saat itu.
Pemkab Teluk Wondama sejak tahun 2011 telah menetapkan 4 Oktober sebagai Hari Berkabung Daerah dan hari libur fakultatif.
Wasior, Teluk Wondama tercatat sebagai salah satu daerah yang paling rawan mengalami bencana banjir bandang.
Volume air di sejumlah sungai besar mengalir cukup deras dari hulu gunung Wondiboi. Pemukiman warga terutama di wilayah Wasior, berada tepat dibawah atau lebih rendah dari sungai-sungai ini.
Pada banjir bandang tahun 2010 lalu sungai meluap dan membawa material batu serta kayu menggulung pemukiman warga. Peristiwa ini menyisakan duka mendalam baik bagi pemerintah daerah maupun masyarakat.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2018