Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Teluk Wondama Papua Barat menyatakan Satuan Pemukiman transmigrasi (SP-2) di Kampung Werianggi, Distrik Nikiwar, akan mulai ditempati warga transmigran pada Juni nanti.
Kepala Disnakertrans Teluk Wondama Adhar di Isei Wasior, Minggu, menyebutkan, dari total 202 rumah yang direncanakan dibangun di Werianggi, saat ini 15 unit telah rampung 100 persen dan siap dihuni.
Sejumlah fasilitas pendukung seperti balai kampung dan rumah untuk kepala unit pemukiman transmigrasi juga telah terbangun. Setiap keluarga juga akan mendapatkan lahan pekarangan serta lahan usaha satu seluas 1 hektare.
“Tahun lalu ada pembangunan 15 rumah dan direncanakan penempatan tahun ini. Sesuai permintaan pusat dijadwalkan pada Juni sampai Juli,“ ujar Adhar.
Sebagaimana di SP1 yang sudah ditempati sejak beberapa tahun lalu, pemukiman transmigrasi SP-2 Werianggi juga merupakan transmigrasi lokal, dengan prioritas yaitu warga lokal kemudian warga lain yang merupakan penduduk Kabupaten Teluk Wondama.
Untuk penempatan tahap pertama, Disnakertrans Teluk Wondama telah mendapatkan nama calon transmigran yang akan menempati 15 rumah tersebut. Selanjutnya nama transmigran dimaksud akan ditetapkan dengan SK bupati.
“Warga yang di sana yang kita dahulukan dan warga lokal setempat yang kita utamakan. Yang penting sudah 17 tahun ke atas dan belum berkeluarga juga kita terima supaya nanti dia berkeluarga sudah ada rumah,” kata mantan Kepala Bidang Transmigrasi itu.
Meski demikian, Disnakertrans Teluk Wondama akan memperketat seleksi penerimaan warga transmigran.
Tujuannya agar yang diterima benar-benar warga yang mau menetap dan mau bekerja membangun diri dan keluarga di lokasi transmigrasi.
“Makanya kita mau cari warga yang mau menetap dan tinggal. Jadi kita maunya mereka sudah jadi warga transmigran, mereka harus pindah alamat. Pengalaman sebelumnya, ketika kita mau urus sertifikat ternyata banyak masih warga di kota (Wasior), “ ucap Adhar.
Selain rumah dan lahan usaha, warga transmigran akan diberikan jaminan hidup atau jatah hidup (jadup) selama enam bulan pertama.
“Jatah hidup untuk 6 bulan itu ditanggung Pemprov Papua Barat," jelasnya.
Adapun sisa rumah di SP-2 Werianggi yang belum terbangun sebanyak 202 unit, rencananya akan dibangun kembali pada 2023 hingga 2024.
“Harapan tahun depan minimal 50 sampai 100 unit rumah," ujar Adhar.
Kabupaten Teluk Wondama telah memiliki empat kawasan transmigrasi yaitu di Sobei dan Sobei Indah Distrik Teluk Duairi sebanyak 250 kepala keluarga, di Warayaru Distrik Teluk Duairi sebanyak 150 kepala keluarga dan SP-1 Werianggi sebanyak 150 kepala keluarga.
COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2022
Kepala Disnakertrans Teluk Wondama Adhar di Isei Wasior, Minggu, menyebutkan, dari total 202 rumah yang direncanakan dibangun di Werianggi, saat ini 15 unit telah rampung 100 persen dan siap dihuni.
Sejumlah fasilitas pendukung seperti balai kampung dan rumah untuk kepala unit pemukiman transmigrasi juga telah terbangun. Setiap keluarga juga akan mendapatkan lahan pekarangan serta lahan usaha satu seluas 1 hektare.
“Tahun lalu ada pembangunan 15 rumah dan direncanakan penempatan tahun ini. Sesuai permintaan pusat dijadwalkan pada Juni sampai Juli,“ ujar Adhar.
Sebagaimana di SP1 yang sudah ditempati sejak beberapa tahun lalu, pemukiman transmigrasi SP-2 Werianggi juga merupakan transmigrasi lokal, dengan prioritas yaitu warga lokal kemudian warga lain yang merupakan penduduk Kabupaten Teluk Wondama.
Untuk penempatan tahap pertama, Disnakertrans Teluk Wondama telah mendapatkan nama calon transmigran yang akan menempati 15 rumah tersebut. Selanjutnya nama transmigran dimaksud akan ditetapkan dengan SK bupati.
“Warga yang di sana yang kita dahulukan dan warga lokal setempat yang kita utamakan. Yang penting sudah 17 tahun ke atas dan belum berkeluarga juga kita terima supaya nanti dia berkeluarga sudah ada rumah,” kata mantan Kepala Bidang Transmigrasi itu.
Meski demikian, Disnakertrans Teluk Wondama akan memperketat seleksi penerimaan warga transmigran.
Tujuannya agar yang diterima benar-benar warga yang mau menetap dan mau bekerja membangun diri dan keluarga di lokasi transmigrasi.
“Makanya kita mau cari warga yang mau menetap dan tinggal. Jadi kita maunya mereka sudah jadi warga transmigran, mereka harus pindah alamat. Pengalaman sebelumnya, ketika kita mau urus sertifikat ternyata banyak masih warga di kota (Wasior), “ ucap Adhar.
Selain rumah dan lahan usaha, warga transmigran akan diberikan jaminan hidup atau jatah hidup (jadup) selama enam bulan pertama.
“Jatah hidup untuk 6 bulan itu ditanggung Pemprov Papua Barat," jelasnya.
Adapun sisa rumah di SP-2 Werianggi yang belum terbangun sebanyak 202 unit, rencananya akan dibangun kembali pada 2023 hingga 2024.
“Harapan tahun depan minimal 50 sampai 100 unit rumah," ujar Adhar.
Kabupaten Teluk Wondama telah memiliki empat kawasan transmigrasi yaitu di Sobei dan Sobei Indah Distrik Teluk Duairi sebanyak 250 kepala keluarga, di Warayaru Distrik Teluk Duairi sebanyak 150 kepala keluarga dan SP-1 Werianggi sebanyak 150 kepala keluarga.
COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2022