Kepala BPOM Bertemu SFDA Arab Saudi Atasi Kendala Ekspor dan Perkuat Kerja Sama

Kepala BPOM Bertemu SFDA Arab Saudi Atasi Kendala Ekspor dan Perkuat Kerja Sama

Kepala BPOM Taruna Ikrar mengadakan pertemuan bilateral dengan Chief Executive Officer (CEO) Saudi Food and Drug Authority (SFDA) di sela-sela partisipasi Indonesia dalam The 3rd Meeting of National Medicines Regulatory Authorities (NMRAs) yang berlangsung pada 17–18 Desember 2024 di Riyadh, Arab Saudi

Riyadh (ANTARA) - Kepala BPOM Taruna Ikrar mengadakan pertemuan bilateral dengan Chief Executive Officer (CEO) Saudi Food and Drug Authority (SFDA) di sela-sela partisipasi Indonesia dalam The 3rd Meeting of National Medicines Regulatory Authorities (NMRAs) yang berlangsung pada 1718 Desember 2024 di Riyadh, Arab Saudi. Pertemuan ini bertujuan memperkuat kolaborasi pengawasan obat dan makanan antara Indonesia dan Arab Saudi serta membahas berbagai tantangan dalam akses ekspor produk Indonesia ke pasar Timur Tengah.

Mengawali pertemuan, CEO SFDA Prof. Hisham Al Jadhey menyambut baik kunjungan delegasi BPOM. "Kami menyambut baik kehadiran Kepala BPOM dan delegasi di Arab Saudi. Pertemuan ini menjadi langkah penting dalam memperkuat sinergi pengawasan obat dan makanan antara kedua negara," ujar Prof. Hisham dalam sambutannya.

Pertemuan ini membahas sejumlah isu penting, di antaranya perpanjangan dan perluasan nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) antara BPOM dan SFDA yang telah ditandatangani sejak 2020. MoU ini diharapkan dapat memperkuat kolaborasi dalam pengawasan obat dan makanan, serta memastikan produk yang beredar memenuhi standar mutu dan keamanan yang berlaku di kedua negara. 

"Kami optimistis melalui perpanjangan MoU ini, kolaborasi antara BPOM dan SFDA akan semakin komprehensif, baik dalam hal pertukaran informasi, peningkatan kapasitas sumber daya manusia, maupun penyederhanaan prosedur ekspor produk," ujar Taruna Ikrar.

Dalam pertemuan tersebut, Kepala BPOM juga menyampaikan upaya untuk memperoleh pengakuan sebagai WHO Listed Authority (WLA). Pengakuan ini akan memperkuat posisi Indonesia dalam standar pengawasan global, meningkatkan kredibilitas produk farmasi Indonesia di pasar internasional, serta membuka peluang lebih luas bagi produk Indonesia untuk bersaing di pasar global. Prof. Hisham Al Jadhey menyatakan dukungannya atas upaya tersebut. 

Penguatan kapasitas regulator seperti BPOM merupakan langkah penting dalam memastikan produk yang beredar di pasar global aman, bermutu, dan berkualitas. SFDA mendukung upaya BPOM untuk mencapai pengakuan WLA dari WHO, ujar Prof. Hisham.

Selain membahas MoU dan WLA, pertemuan ini juga menyoroti sejumlah kendala ekspor produk Indonesia, seperti hasil inspeksi Unit Pengolahan Ikan (UPI) di Indonesia oleh SFDA pada September 2023. BPOM menyampaikan berbagai upaya perbaikan yang telah dilakukan, termasuk pemenuhan corrective action and preventive action (CAPA) serta koordinasi dengan pihak terkait untuk mempercepat registrasi UPI.

Kepala BPOM Taruna Ikrar menyatakan, pertemuan ini sangat strategis, tidak hanya untuk memperkuat kerja sama antara BPOM dan SFDA, tetapi juga dalam mengatasi hambatan-hambatan ekspor produk Indonesia. BPOM sebagai National Competent Authority bertanggung jawab untuk memastikan produk pangan Indonesia, termasuk yang dikonsumsi oleh jamaah haji dan umrah, memenuhi standar keamanan dan kualitas yang ditetapkan oleh Arab Saudi.
Pewarta : PR Wire
Editor: PR Wire
COPYRIGHT © ANTARA 2024