Manokwari (ANTARA) - Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Kampung (DPMK) Provinsi Papua Barat meneken kerja sama dengan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) yang tersebar pada tujuh kabupaten untuk menyerap beras petani lokal di provinsi tersebut.
Kepala DPMK Papua Barat Legius Wanimbo di Manokwari, Rabu, mengatakan penyerapan beras lokal bermaksud mengantisipasi kekurangan pasokan beras akibat dampak perubahan iklim El Nino.
"DPMK terus maksimalkan peran badan usaha milik kampung atau desa menyerap beras lokal," kata Legius.
Selain beras, kata dia, perusahaan milik desa itu juga menyerap hasil pangan lokal lainnya seperti petatas, keladi, sagu, singkong, cabai dan sayuran.
Upaya tersebut bermaksud untuk mewujudkan ketahanan pangan di daerah sekaligus mengantisipasi lonjakan inflasi dari komoditas pangan.
"Pemanfaatan lahan-lahan tidur akan meningkatkan produktivitas pangan lokal," ujar Legius.
Pelaksana Tugas Badan Pusat Statistik (BPS) Papua Barat Lasmini mengatakan ada empat kabupaten yang menjadi daerah produksi padi yaitu Manokwari dengan luasan mencapai 1.118 hektare, Manokwari Selatan 226,31 hektare, Teluk Wondama 15,24 hektare, dan Teluk Bintuni 8,52 hektare
Selama periode Februari hingga April 2023, produksi padi Manokwari sebanyak 4.028,67 ton gabah kering giling (GKG), Manokwari Selatan 881,26 ton GKG, Teluk Wondama 53,73 ton GKG, dan Teluk Bintuni 26,83 ton GKG.
"Potensi terbesar hanya di Manokwari kalau untuk Papua Barat, sedangkan Papua Barat Daya ada tiga kabupaten yaitu Sorong, Sorong Selatan dan Raja Ampat," jelas Lasmini.
Ia menjelaskan gabah kering giling tersebut jika dikonversi menjadi beras, maka produksi beras untuk Manokwari pada Februari-April 2023 mencapai 2.420,63 ton beras, Manokwari Selatan 529,51 ton beras, Teluk Wondama 32,28 ton beras, dan Teluk Bintuni 16,12 ton beras.
Produksi beras Manokwari mengalami penurunan signifikan apabila dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2022 yakni 4.672,83 ton beras, sementara Manokwari Selatan justru meningkat karena produksi periode tahun sebelumnya hanya 294,09 ton beras.
"Perbandingan periode yang sama, produksi beras Manokwari turun dan Manokwari Selatan mengalami peningkatan," ujar Lasmini.
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Papua Barat melaporkan harga beras di Papua Barat mengalami kenaikan hingga 10,42 persen (yoy) seiring kenaikan harga beras nasional dan global, serta berkurangnya pasokan dari daerah produsen.
Sejak Januari-Agustus 2023, rata-rata pasokan beras mingguan yang masuk ke Papua Barat mengalami penurunan mencapai 24,97 persen (yoy) karena produksi beras lokal belum mampu menjawab permintaan pasar.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: DPMK Papua Barat teken kerja sama Bumdes serap beras lokal