Kaimana (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kabupaten Kaimana, Papua Barat, menyebarkan 22.999 kelambu bagi masyarakat di wilayah itu guna menekan kasus kesakitan malaria, karena daerah tersebut dikategorikan endemis sedang.
Ia menjelaskan pembagian kelambu dilakukan melalui Puskesmas Kaimana 13.127 kelambu, Puskesmas lobo 2.135 kelambu, Puskesmas Tanusan 3.246 kelambu, Puskesmas Tairi 2.048 kelambu, dan Puskesmas Tugarni 2.434 kelambu.
Selanjutnya pihak puskesmas akan mendistribusikan langsung ke masyarakat di masing-masing wilayah kerja.
"Kami salurkan lewat puskesmas yang dibagi ke masyarakat," tutur dia.
Penggunaan kelambu, kata dia, sangat membantu melindungi anak dari gigitan nyamuk, mencegah kurang darah, keguguran hingga kematian karena kelambu yang dibagikan terbuat dari bahan polister yang lembut dengan pori-pori kecil.
Apabila ada penemuan kasus positif malaria maka dilakukan pemeriksaan mikroskopis guna memastikan diagnosa kasus malaria, sedangkan daerah yang belum ditemukan kasus dilakukan penyemprotan rumah dan pembagian bubuk abate.
“Dengan memanfaatkan kelambu secara baik, masyarakat ikut mengantarkan Kaimana menuju eliminasi malaria di tahun 2029,” ujarnya.
Pemerintah Kaimana, kata dia, berkomitmen mencapai eliminasi malaria pada 2029 dengan menerapkan strategi akselerasi atau pendeteksian kasus secara aktif, intensifikasi penduduk endemis melalui lintas sektor, kemudian eliminasi pada daerah endemik rendah agar tidak terjadi penambahan kasus.
Saat ini, Dinas Kesehatan sudah melakukan berbagai kegiatan seperti pelatihan tenaga laboratorium dan menempatkan microskop di setiap pusat kesehatan masyarakat, melatih tenaga kader malaria dan juru pemantau jentik di wilayah Puskesmas Kaimana
"Untuk mencapai eliminasi maka perlu dilakukan tiga strategi dan kami juga sudah buat beberapa kegiatan,” terang Jubair.