Koordinator Pencegahan dan Pemberdayaan Masyarakat BNN Papua Barat Indah Perwitasari di Manokwari, Kamis, mengatakan ketahanan keluarga menjadi kunci utama dalam membentengi generasi muda dari pengaruh buruk peredaran narkoba.
"Ketahanan keluarga itu kiblatnya adalah pemberdayaan masyarakat," kata Indah Perwitasari.
Nantinya BNN akan membentuk desa percontohan bersih dari narkoba (bersinar) yang melibatkan peran aktif masyarakat setempat dalam berbagai kegiatan positif selama empat pekan, sehingga masyarakat lebih memahami bahaya penyalahgunaan narkoba yang kemudian diimplementasikan ke masing-masing keluarga mereka.
"Dari situlah ketahanan keluarga mulai dibentuk," jelas dia.
Selain ketahanan keluarga, kata dia, BNN juga berkomitmen membentuk ketahanan pelajar dan tenaga pendidik agar dapat mencegah peredaran narkoba di lingkungan sekolah.
Upaya meminimalkan peredaran narkoba dikemas dalam program desa bersih dari narkoba (bersinar).
Tahun 2023, kata dia, BNN sudah menetapkan dua lokasi sebagai desa bersinar yaitu kampung Malanu di Sorong, Papua Barat Daya, dan Wosi, Manokwari, Papua Barat.
Untuk wilayah Wosi, BNN melaksanakan program ketahanan keluarga sedangkan di Malanu lebih diutamakan ketahanan pelajar (softskill).
Ia menuturkan jumlah desa bersinar yang telah dibentuk sejak tahun 2020 terdiri dari empat desa di Papua Barat, dan tiga desa di Papua Barat Daya.
"Desa bersinar di Sorong rencananya diresmikan Kepala BNN Pusat, kalau di Manokwari mungkin pak bupati yang resmikan," ucap Indah Perwitasari.
Saat ini, kata dia, BNN menggelorakan kampanyenya perang terhadap narkoba (war on drugs) di dua provinsi wilayah kerja BNN Papua Barat.
Menurut dia, optimalisasi pencegahan terhadap peredaran narkoba memerlukan kolaborasi dan sinergi lintas elemen.
Ia juga menyarankan Dinas Pendidikan setiap kabupaten/kota di Papua Barat dan Papua Barat Daya dapat menyisipkan kurikulum bahaya penyalahgunaan narkotika, sehingga pemahaman generasi muda semakin luas dan tidak mudah terjerumus dalam peredaran narkotika.