Wasior, (Antaranews Papua Barat) - Bebas biaya pendidikan (SPP) alias sekolah gratis ternyata tidak menjamin siswa betah dan nyaman bersekolah, ini yang dialami SMK Perikanan dan Kelautan Dotir, Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat.

Letak sekolah yang berada di pinggiran kota Wasior membuat siswa harus menanggung biaya transportasi yang cukup besar. Bagi yang tidak memiliki kendaraan pribadi, minimal Rp.30 ribu melayang setiap hari hanya untuk ongkos ojek.

Bagi mereka yang rumahnya lebih jauh biaya transportasi bisa jauh lebih tinggi. Ojek menjadi satu-satunya transportasi yang diandalkan para siswa lantaran belum ada angkutan umum maupun bus sekolah yang melayani rute ke wilayah setempat.

"Banyak memang yang daftar tapi banyak yang putus di tengah jalan karena kendala di transportasi. Apalagi kan belum ada bus sekolah juga,"kata Laila Jamaludin, Kepala SMK Perikanan dan Kelautan Dotir ditemui di sekolah setempat belum lama ini

Sebagai solusinya pihak sekolah sejak lama mengusulkan pembangunan asrama agar para siswa tidak perlu mengeluarkan biaya transportasi. Namun hingga kini usulan tersebut belum mendapat jawaban dari Pemda.

"Fasilitas yang paling utama dibutuhkan itu asrama karena di sini anak-anak tinggalnya jauh. Ada yang dari pulau, ada yang dari kota tapi kan belum ada angkutan ke sini paling hanya ojek. Ojek kalau ke sekolah dari kota ke sini paling tidak 15 ribu sampai 20 ribu. Jadi sangat memberatkan," jelas Laila.
Siswa Kelas 12 SMK Perikanan dan Kelautan Teluk Wondama, Papua Barat, saat mengikuti ujian nasional pada hari pertama, Selasa (3/4/2018) (Foto/Antaranews Papua Barat/Zack T Bala)


Ibrahim Karubuy, staf pengajar di SMK setempat menambahkan asrama sudah menjadi kebutuhan mendesak. Pasalnya, setiap tahun siswa yang masuk tidak hanya dari wilayah Wasior dan sekitarnya namun juga dari distrik-distrik luar bahkan dari luar Wondama.

Untuk itu dia berharap Pemkab Teluk Wondama maupun Pemprov Papua Barat bisa menanggapi kesulitan yang dialami para siswa.

"Orang tua di sini kan rata-rata petani, nelayan jadi berat kalau setiap hari harus keluarkan 40 ribu. Jadi asrama itu solusinya. Dengan diasrama para siswa bisa dibina dilatih disiplin juga," kata Ibrahim. (*) 

Pewarta: Zack T Bala

Editor : Key Tokan A


COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2018