Seorang warga dari Kabupaten Nabire, Papua terkonfirmasi positif terjangkit virus corona baru (COVID-19). Ia terjebak di Manokwari lantaran transportasi laut menuju Nabire saat itu ditutup. 

Peserta Ijtima Ulama se-Asia di Gowa Sulawesi Selatan berinisial LM itu dinyatakan sembuh total setelah menjalani karantina terpusat di rumah sakit umum daerah (RSUD) Provinsi Papua Barat. 

LM adalah satu dari belasan peserta Ijtima Ulama rombongan Manokwari-Nabire. Ia bersama rekan-rekanya tiba melalui kapal di Manokwari pada 26 Maret 2020.

Meskipun saat itu belum terkonfirmasi positif, namun LM bersama rekan-rekanya kala itu langsung menjalani karantina di salah satu Masjid di Anday, Manokwari atas petunjuk Gugus Tugas COVID-19 Provinsi Papua Barat. 

Belakangan, LM bersama empat rekanya dinyatakan positif COVID-19 berdasarkan hasil pemeriksaan swab di laboratorium kesehatan Makassar, Sulawesi Selatan. Mereka lalu dievakuasi dari masjid Andai menuju faskes karantina di RSUD Provinsi Papua Barat di belakang Kompleks Irmanjaya Manokwari pada 17 April 2020.

LM adalah satu dari lima orang tanpa gejala (OTG) yang terkonfirmasi positif COVID-19 di Manokwari. Syukur tak terhingga ia panjatkan setelah mendengar kabar bahwa hasil follow up pemeriksaan swab keduanya dinyatakan negatif. Pada 16 Mei 2020 ia dipersilahkan pulang bersama dua pasien lain yang juga sembuh setelah menjalani karantina di Faskes tersebut. 

"Pelayanan di rumah sakit ini luar biasa, dari kebutuhan makan sampai kesehatan kami dilayani secara baik. Alhamdulillah sekarang sudah sembuh dan saya sangat berterima kasih kepada seluruh petugas medis," ucap LM usai menerima surat keterangan sehat yang diserahkan Gubernur Dominggus Mandacan. 

LM menjalani perawatan hampir satu bulan di Faskes itu. Ia merasa bangga karena dalam memberikan pelayanan, dokter, perawat dan para karyawan rumah sakit tidak membeda-bedakan pasien. 

"Saya bukan warga sini tapi dilayani dengan sangat baik. Justru saya minta maaf jika ada perkataan yang kurang bagus atau banyak keluhan selama saya di rumah sakit ini," ucapnya kepada wartawan saat itu. 

Ia pun bersyukur meskipun memendam rindu yang teramat dalam, dengan menjalani karantina terpusat di Manokwari, keluarga dan warga di lingkunganya terhindar dari penularan COVID-19. 

"Dan pastinya, kalau kita berada ditempat karantina kondisi dan perkembangan kesehatan kita lebih mudah dipantau. Dengan demikian, kekhawatiran kita berkurang akan penyakit ini karena petugas memantau setiap saat," ujarnya lagi. 

Ia pun mengajak masyarakat lebih tenang dalam menghadapi pandemi ini. Ketenangan jiwa menurutnya menjadi faktor penting dalam melawan virus tersebut. 

"Selain itu kita juga harus mengikuti anjuran gugus tugas. Apa yang dilakukan gugus tugas itu untuk kebaikan kita supaya sembuh dan tidak menularkan kepada yang lain," ucapnya.***

Pewarta: Toyiban

Editor : Key Tokan A


COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2020