Manokwari, (Antaranews Papua Barat)-Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat, memiliki kekayaan alam melimpah baik di darat maupun laut, di permukaan maupun perut bumi dan dasar laut

Sehingga tidak heran daerah ini menjadi salah satu sasaran investasi bagi para investor.

Belum lama ini sebuah perusahan dari Jakarta berniat melakukan investasi di daerah ini. Perusahaan bernama PT Abhisa Bumi Persada itu bergerak pada bidang pertambangan dan berencana melakukan aktifitas penambangan emas di wilayah Distrik Naikere, Kuri Wamesa dan Rasie.

Sudah ada lokasi yang ditaksir dan belum lama ini pihak perusahaan melakukan sosialisasi analisa mengenai dampak lingkungan (Amdal) atas rencana eksploitasi tersebut.

Perusahaan ini akan beroperasi selama 15 tahun dengan luas area lebih dari 23 ribu hektare yang membentang di tiga distrik tersebut.

Kepala Balai Penelitian dan Pengembangan Daerah (Balitbangda) Provinsi Papua Barat Charlie Heatubun berharap, rencana investasi pertambangan emas berskala besar itu dipertimbangan secara matang.

Ia khawatir aktifitas penambangan tersebut menimbulkan kemiskinan absolut bagi masyarakat setempat.

Charlie mengutarakan, aktifitas pertambangan emas menyimpan cukup banyak resiko, baik bagi kelangsungan sumber daya alam maupun masyarakat.

"Dari sisi keuntungan, pertambangan emas memang menjanjikan. Dari situ daerah bisa cepat dapat uang, namun dampaknya perlu dipikirkan. Bisa jadi keuntungan yang kita dapat tidak seimbang dibanding dengan dampak buruknya," kata dia.

Menurutnya, kemiskinan di Papua Barat termasuk di Teluk Wondama, masih bersifat intrinsik. Secara materi masyarakat tergolong miskin, namun disisi lain mereka memiliki kekayaan sumber daya alam melimpah.

Charlie khawatir, eksploitasi yang akan dilakukan perusahaan di daerah tersebut berdampak pada berkurang bahkan habisnya potensi sumber daya alam.

"Akhirnya, daerah dan masyarakat adat tidak punya apa-apa dan mereka akan mengalami kemiskinan absolut. Sekarang kita miskin tapi sumber daya alam kita melimpah, jangan sampai nantinya sudah miskin lalu tidak punya sama sekali kekayaan sumber daya alam, itu masalah besar," ujarnya lagi.

Ia menyarankan, pemerintah Teluk Wondama memilih opsi pemanfaatan sumber daya alam yang berkelanjutan serta tidak beresiko. Pengembangan jasa lingkungan melalui program pariwisata dinilai lebih aman dan bersahabat baik terhadap lingkungan maupun masyarakat setempat.

"Teluk Wondama punya potensi itu, dan saya rasa itu sejalan dengan visi misi bupati dan wakil bupati," katanya.

Sebelum mempersilahkan perusahaan melakukan penambangan, lanjutnya, Teluk Wondama dinilai perlu belajar dengan kasus di Kota Minamata, Jepang dan kasus pertambangan di Maluku Tenggara Barat.

"Pencemaran bahan merkuri sangat berbahaya bagi manusia maupun lingkungan," ujarnya lagi.(*)

Pewarta: Toyiban

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2018