Kepolisian Resor Manokwari, Papua Barat, menyiagakan personil untuk mengantisipasi bencana alam di wilayah tersebut.

Apel Gelar Kesiapan Penanganan Bencana tahun 2020 telah dilaksanakan, Kamis, di Mapolres. Apel dipimpin langsung Kapolres AKBP Deddy Foury Millewa dan dihadiri para Perwira, Bintara dan PNS, TNI AD, TNI AL, serta karang taruna.

Pada kegiatan tersebut Kapolres menjelaskan Indonesia berada pada posisi strategis diantara Benua Asia dan Australia, Samudera Pasifik dan Samudera Hindia serta berada di garis khatulistiwa. Wilayah Nusantara yang terdiri dari kepulauan membujur dari Barat ke Timur, terdapat banyak selat dan teluk, menyebabkan wilayah Indonesia khususnya Papua Barat rentan terhadap perubahan iklim dan cuaca.

"Seperti yang telah kita ketahui bersama, beberapa waktu lalu, telah terjadi beberapa bencana alam di wilayah Indonesia, seperti kebakaran hutan dan lahan di wilayah Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Jawa. kejadian angin puting beliung, banjir dan tanah longsor di NTT, Kaltara, Sulteng, Sultra dan Papua Serta Gempa Bumi di Maluku," kata Kapolres.

Berdasarkan catatan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), sejak Januari hingga akhir tahun 2019 telah terjadi 2.829 bencana, diantaranya puting beliung sebanyak 880 kejadian, banjir 657 kejadian, tanah longsor 621 kejadian, karhutla 508 kejadian, kekeringan 118 kejadian, gempa bumi 24 kejadian, gelombang pasang/abrasi 14 kejadian.

"Dan saat ini sedang terjadi di awal tahun 2020, kita sama-sama lihat banjir melanda ibu kota Jakarta dan sekitarnya, sehingga kejadian ini menjadi perhatian yang sangat penting bagi kita. Di Manokwari kita harus persiapkan diri, karena bila terlambat ditangani akan berdampak besar, yang tentunya sangat merugikan kita semua," kata Kapolres.

Menyikapi hal tersebut, kata Deddy, Polres Manokwari bekerja sama dengan BPBD, Basarda, TNI dan pemerintah serta potensi lainnya, melaksanakan bersiap siaga.

"Selain personil, pada apel ini kita juga mengecek peralatan. Ini untuk memastikan bahwa kita semua siap untuk melaksanakan tugas saat terjadinya kejadian bencana dan pasca bencana," ujarnya.

Langkah-langkah yang disiapkan dalam penanganan bencana antara lain penguatan dan pendampingan psikologi, pencarian, penyelamatan, perlindungan, pengamanan dan evakuasi korban dan harta benda, disaster victim identification (DVI) serta penegakan hukum.

Bersama BPBD, kata Millewa, pihaknya telah membentuk satuan tugas (satgas) yang terdiri dari beberapa kluster serta telah diatur dalam peraturan kepala BNPB/ BASARNAS untuk penyelamatan korban bencana.

Selain itu, juga melakukan langkah Siaga Darurat, Tanggap Darurat Bencana dan pascabencana, bersama BPBD/BASARDA. Polri akan terlibat secara aktif dalam penanganan bencana meliputi pengamanan di daerah bencana, lokasi pengungsian, potensi gangguan keamanan.*

Pewarta: Toyiban

Editor : Key Tokan A


COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2020