Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Papua Barat, Benyamin Lado mengatakan program Keluarga Berencana (KB) bukan untuk membatasi populasi orang Papua.

"Sama sekali tidak, silakan memiliki jumlah anak lebih dari dua atau tiga. Yang ditekankan dalam program KB adalah perencanaan agar anak sehat, ibu sehat dan terhindar dari risiko kematian," kata Benyamin di Manokwari, Kamis.

Pada Sosialisasi Pedoman dan Materi Pendidikan Kependudukan itu, Benyamin mengutarakan bahwa, inti dari program KB di daerah tersebut yakni mendorong agar masyarakat memiliki perencanaan dalam penambahan anggota keluarga secara sehat.

"Jadi silakan punya anak berapa pun, yang penting dan harus diperhatikan adalah rencana kehamilan sehat. Ada beberapa aspek yang harus diperhatikan," katanya.

Pertama, lanjut Benyamin, setiap keluarga harus memperhatikan usia ideal menikah. Idealnya usia menikah pertama tidak boleh berada pada usia di bawah 21 tahun.

Pada usia ini, remaja terutama perempuan masih membutuhkan pendidikan. Selain itu organ atau fisiknya masih membutuhkan pertumbuhan untuk benar-benar siap menjadi ibu.

"Secara medis, organya belum benar-benar siap sehingga berisiko jika dia dipaksakan untuk mengandung hingga proses persalinan. Resiko itu bukan hanya pada si ibu tapi juga bayi yang dikandungnya," kata Lado.

Ketiga, kata dia, mengandung tidak boleh terjadi pada usia yang terlalu tua. Hal itu juga cukup berisiko terjadi pendarahan hingga kematian.

Dia mengatakan masyarakat juga harus memperhatikan jarak kelahiran anak. Jarak kelahiran yang terlalu dekat akan berdampak buruk terhadap asupan gizi balita.

"Anak itu harus mendapat asupan gizi yang cukup dan gizi terbaik bagi anak adalah ASI. Kalau jarak kelahiran terlalu rapat tentu akan berdampak bagi kelancaran ASI," ujarnya.

Ia menyebutkan, seorang bayi, idealnya mendapat ASI pada 6 bulan pertama. Setelah 6 bulan dilanjutkan minum ASI disertai makanan pendamping hingga minimal 2 tahun.

"Maka jarak kelahiran yang ideal minimal adalah dua tahun. Setelah itu silahkan kalau mau tambah anak lagi. Ini yang kami tekankan, bukan untuk membatasi masyarakat terkait jumlah anak," katanya.

Pewarta: Toyiban

Editor : Key Tokan A


COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2019