Pemerintah Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat mengharapkan adanya kerja sama yang konstruktif dan lebih solid dengan 25 anggota Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) setempat periode 2024-2029.
Bupati Teluk Wondama Hendrik Mambor di Wasior, Jumat, mengatakan para wakil rakyat diharapkan dapat memainkan peran yang lebih kuat sebagai jembatan penyalur aspirasi masyarakat kepada pemerintah.
"Melalui kerja sama yang solid antara legislatif dan eksekutif maka kita dapat mewujudkan Teluk Wondama yang lebih maju, sejahtera dan berdaya saing," ucap Mambor.
Ia juga menyampaikan apresiasi dan penghargaan kepada para anggota DPRK Teluk Wondama periode 2019-2024 yang telah mengakhiri masa tugas mereka.
"Pengabdian yang telah bapak dan ibu tunjukkan adalah cerminan dari rasa tanggung jawab yang tinggi dalam mengawal aspirasi masyarakat dan mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat Teluk Wondama," ujarnya.
Sebanyak 25 anggota DPRK Teluk Wondama periode 2024-2029 melakukan pengucapan sumpah/janji pada Kamis (19/9) dipandu oleh Ketua Pengadilan Negeri Manokwari Berlinda Ursula Mayor dalam rapat paripurna istimewa dipimpin Ketua DPRK periode 2019-2024 Herman Sawasemariay.
Mereka yang dilantik terdiri atas 20 anggota DPRK hasil Pemilu 2024 serta lima orang dari jalur pengangkatan unsur Orang Asli Papua (OAP) atau yang dikenal dengan DPRK jalur Otonomi Khusus (Otsus).
Herman Sawasemariay menyebut hal ini merupakan sejarah karena baru pertama kalinya lembaga DPRK Teluk Wondama memiliki perwakilan dari partai politik, juga dari perwakilan unsur Orang Asli Papua.
Kehadiran anggota DPRK jalur pengangkatan atau DPRK jalur Otsus, katanya, akan memberi warna baru bagi lembaga legislatif Teluk Wondama itu.
"Perpaduan antara legislator hasil Pemilu dengan legislator unsur Orang Asli Papua diharapkan bisa menghadirkan energi positif yang berdampak pada semakin baiknya kinerja DPRK Teluk Wondama terutama dalam menyuarakan dan memperjuangkan aspirasi masyarakat," kata Sawasemariay.
DPRK Teluk Wondama periode 2024-2029 didominasi oleh para pendatang baru. Hanya ada empat nama lama yang masih bertahan dari 20 Anggota DPRK periode 2019-2024.
Partai Gerindra mengirim empat orang perwakilannya di kursi DPRK Teluk Wondama periode ini, disusul Partai Golkar dengan tiga orang perwakilan, PAN, PDIP, PPP dan Demokrat masing-masing dua orang.
Sementara Perindo, Hanura, PKS, PSI dan PKB masing-masing mengutus satu perwakilan di DPRK Teluk Wondama.
Adapun lima anggota DPRK Teluk Wondama jalur Otsus terdiri atas Kristina Anance Sayori mewakili Suku Wondama Dori, Amos Waropen mewakili Suku Wondama Dori, Debora Korwam mewakili Suku Wondama Diopui, Musa Sumuai mewakili Suku Kepulauan/Wamesa/Sough dan Benon Nomensen Urio mewakili Suku Wondama Diopui Pedalaman.
COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2024
Bupati Teluk Wondama Hendrik Mambor di Wasior, Jumat, mengatakan para wakil rakyat diharapkan dapat memainkan peran yang lebih kuat sebagai jembatan penyalur aspirasi masyarakat kepada pemerintah.
"Melalui kerja sama yang solid antara legislatif dan eksekutif maka kita dapat mewujudkan Teluk Wondama yang lebih maju, sejahtera dan berdaya saing," ucap Mambor.
Ia juga menyampaikan apresiasi dan penghargaan kepada para anggota DPRK Teluk Wondama periode 2019-2024 yang telah mengakhiri masa tugas mereka.
"Pengabdian yang telah bapak dan ibu tunjukkan adalah cerminan dari rasa tanggung jawab yang tinggi dalam mengawal aspirasi masyarakat dan mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat Teluk Wondama," ujarnya.
Sebanyak 25 anggota DPRK Teluk Wondama periode 2024-2029 melakukan pengucapan sumpah/janji pada Kamis (19/9) dipandu oleh Ketua Pengadilan Negeri Manokwari Berlinda Ursula Mayor dalam rapat paripurna istimewa dipimpin Ketua DPRK periode 2019-2024 Herman Sawasemariay.
Mereka yang dilantik terdiri atas 20 anggota DPRK hasil Pemilu 2024 serta lima orang dari jalur pengangkatan unsur Orang Asli Papua (OAP) atau yang dikenal dengan DPRK jalur Otonomi Khusus (Otsus).
Herman Sawasemariay menyebut hal ini merupakan sejarah karena baru pertama kalinya lembaga DPRK Teluk Wondama memiliki perwakilan dari partai politik, juga dari perwakilan unsur Orang Asli Papua.
Kehadiran anggota DPRK jalur pengangkatan atau DPRK jalur Otsus, katanya, akan memberi warna baru bagi lembaga legislatif Teluk Wondama itu.
"Perpaduan antara legislator hasil Pemilu dengan legislator unsur Orang Asli Papua diharapkan bisa menghadirkan energi positif yang berdampak pada semakin baiknya kinerja DPRK Teluk Wondama terutama dalam menyuarakan dan memperjuangkan aspirasi masyarakat," kata Sawasemariay.
DPRK Teluk Wondama periode 2024-2029 didominasi oleh para pendatang baru. Hanya ada empat nama lama yang masih bertahan dari 20 Anggota DPRK periode 2019-2024.
Partai Gerindra mengirim empat orang perwakilannya di kursi DPRK Teluk Wondama periode ini, disusul Partai Golkar dengan tiga orang perwakilan, PAN, PDIP, PPP dan Demokrat masing-masing dua orang.
Sementara Perindo, Hanura, PKS, PSI dan PKB masing-masing mengutus satu perwakilan di DPRK Teluk Wondama.
Adapun lima anggota DPRK Teluk Wondama jalur Otsus terdiri atas Kristina Anance Sayori mewakili Suku Wondama Dori, Amos Waropen mewakili Suku Wondama Dori, Debora Korwam mewakili Suku Wondama Diopui, Musa Sumuai mewakili Suku Kepulauan/Wamesa/Sough dan Benon Nomensen Urio mewakili Suku Wondama Diopui Pedalaman.
COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2024