Dana Desa yang terus mengalir setiap tahun dari pemerintah pusat mampu menggerakkan industri kreatif yang dikelola masyarakat lokal Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat.

Kampung Sasirei, Distrik Rasiei contohnya, warganya sedang mengembangkan jus dari hasil sadapan pohon bobo (sejenis pohon aren) menjadi minuman segar siap minum tanpa ada kandungan alkohol sama sekali.

Minuman yang diberi nama Jus Bobo ini diklaim memiliki rasa yang nikmat dan segar sama seperti jus buah lainnya yang sudah dikenal luas.

Selama ini secara turun temuran masyarakat Kampung Sasirei, Tandia dan sekitarnya menyadap pohon bobo untuk dijadikan minuman lokal yang dikenal dengan nama bobo atau ampow. Bobo atau ampow kemudian disuling menjadi minuman jenis Cap Tikus (CT).

Kepala Kampung Sasirei Korinus Korwam di Wasior, Kamis, menuturkan, Jus Bobo merupakan salah satu produk inovasi masyarakat setempat hasil kolaborasi dengan para pendamping dana desa.

“Kami sudah buat jus segar. Ini kami ambil dari pohon bobo yang kita olah menjadi jus dan rasanya enak sekali. Ibu-ibu PKK yang sudah coba jual tapi kita masih kurang kemasannya dan kebersihannya," kata Korwam.

Karena itu pihaknya mengharapkan dukungan dari instansi terkait terutama dalam hal pengolahan dan pengemasan sehingga Jus Bobo bisa diterima di pasaran dan ke depan bisa menjadi produk kebanggan daerah.

“Kami harap dapat diolah menjadi jus atau sirup yang dikemas dalam botol seperti contoh sirup ABC, nah seperti itu. Saya harap dinas Perindagkop, Dinas Kesehatan dan yang lainnya dapat membantu kami dalam hal ini,” ucap Korwam.

Pendamping Dana Desa Bidang Teknologi Tepat Guna Oktovianus Obaja Raweyai mengatakan melalui program Bursa Inovasi Desa, semua kampung/desa didorong untuk membuat inovasi baru dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam yang ada pada masing-masing kampung.

Jus Bobo yang dikembangkan di Kampung Sasirei dari olahan minuman lokal jenis ampow/bobo merupakan salah satu contoh produk inovatif yang bersumber dari dana desa.

Ke depan, kata Oktovianus, setiap Kampung atau desa yang tidak memasukkan program inovatif dalam Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Kampung maka kampung bersangkutan tidak akan menerima lagi kucuran dana desa dari APBN.

“Bursa Inovasi Desa ini memuat berbagai macam informasi muatan lokal dari tiap-tiap kampung yang berpeluang dijadikan sebagai bahan mentah untuk dikelola menjadi pemasukan bagi kampung untuk menunjang ekonomi masyarakat di kampung,“ jelas Oktovianus.*

Pewarta: Zack T Bala

Editor : Key Tokan A


COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2019