Ratusan siswa baru SMA Negeri 1 Manokwari, Papua Barat, menjalani tes urine sebagai upaya pencegahan peredaran dan penyalahgunaan narkoba dikalangan pelajar di daerah tersebut.

Kepala Bidang Pencegahan Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Papua Barat, Indah Perwitasari di sela kegiatan tersebut, Selasa, mengatakan, pelajar dan mahasiswa di Papua Barat cukup rentan terhadap peredaran narkoba, terutama jenis ganja.

"Mereka ini pergaulannya luas dan wilayah kita ini cukup dekat dengan PNG (Papua Neu Genea). Papua dan Papua Barat merupakan pintu masuk pertama peredaran ganja dari PNG," kata Indah.

Menurutnya, pemeriksaan urine bagi calon siswa baru merupakan upaya baik dari pihak sekolah juga BNN. Ini sebagai upaya pencegahan dini agar pelajar tidak terjerembab dalam pengaruh negatif barang berbahaya tersebut.

Dari sekian SMA dan SMK di Manokwari, baru SMA Negeri 1 yang sudah menjalin kerjasama dengan BNN. Melalui kerjasama tersebut, pemeriksaan urine dilakukan pada setiap awal tahun ajaran baru.

Selain, tes urine mereka juga dibekali pemahaman secara detail melalui sosialisasi yang dilaksanakan pada kegiatan masa orientasi siswa (MOS).

"Mudah-mudahan targetnya kena, mereka harus paham betul tentang pengaruh buruk narkoba jenis apapun. Perjalanan mereka masih panjang, sangat disayangkan kalau sampai rusak akibat narkoba," sebut Indah lagi.

Sosialisasi dan pemeriksaan narkoba di sekolah tersebut berlangsung selama dua hari sejak Senin (15/7). Sebanyak 455 siswa baru di sekolah ini menyerahkan urine mereka untuk dilakukan pemeriksaan.

"Pada kegiatan tahun lalu, semua negatif. Hasil untuk pemeriksaan kali ini dapat diketahui besok," sebut Indah lagi.

Jika ada siswa yang terbukti positif mengkonsumsi narkoba, lanjut Indah, BNN akan melakukan rehabilitasi jalan. Itu dilakukan agar tidak mengganggu aktivitas pendidikannya.

"Kecuali kalau ada indikasi terlibat dalam peredaran, kami akan melakukan tindakan yang lebih tegas," pungkasnya.  

Pewarta: Toyiban

Editor : Key Tokan A


COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2019