Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi Papua Barat mengupayakan sebanyak 30 operator alat berat orang asli Papua di Kabupaten Manokwari mengantongi lisensi keselamatan dan kesehatan kerja (K3) berupa surat izin operator (SIO).
Pelaksana Tugas Kepala Disnakertrans Papua Barat Derek Ampnir di Manokwari, Senin, mengatakan perluasan kesempatan kerja pada bidang konstruksi harus ditopang dengan ketersediaan sumber daya manusia yang profesional dan terlatih untuk mengoperasikan alat berat.
Puluhan operator alat berat yang mengikuti pelatihan dalam memperoleh K3 SIO terdiri atas 12 operator dump truk, 5 operator forklip, 4 operator crant, 4 operator exavator, 3 operator ringer, dan 2 operator loader.
"Operator alat berat harus punya lisensi, makanya mereka harus mengikuti pelatihan," kata Derek.
Dia menjelaskan bahwa peningkatan kemampuan dan keterampilan sumber daya operator merupakan wujud komitmen pemerintah daerah dalam menyediakan tenaga kerja lokal yang andal.
Setiap operator alat berat wajib memiliki sertifikat K3 SIO agar dapat diterima oleh perusahaan jasa konstruksi, dan legalitas tersebut diatur melalui Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 04 Tahun 1995.
"Kebijakan yang kami terapkan dalam pelatihan itu 80 persen orang asli Papua, dan 20 persen non-Papua," ujarnya.
Kepala Bidang Pelatihan dan Penempatan Tenaga Kerja Disnakertrans Papua Barat Sani Irianti Werimon menerangkan pelatihan operator alat berat selama sepuluh hari menggunakan metode tatap muka dan dalam jaringan (daring).
Materi pelatihan diberikan oleh tiga narasumber yang berasal dari Makassar, Lampung, dan Kementerian Ketenagakerjaan kemudian para peserta melanjutkan dengan sesi ujian teori serta praktik.
"Nanti setelah materi 50 jpl dalam ruangan dan lapangan, peserta langsung ikut ujian yang terkoneksi dengan kementerian," ucap dia.
Dia menuturkan operator alat berat yang mengikuti pelatihan akan terdata dalam sistem K3 Kementerian Ketenagakerjaan, dan diberikan kesempatan untuk mengikuti ujian susulan apabila belum dinyatakan lulus.
Pelatihan serupa juga telah diselenggarakan pada 2023 dengan jumlah peserta yang berhasil mengantongi lisensi K3 SIO sebanyak 60 operator alat berat dari berbagai perusahaan konstruksi di Papua Barat.
"Kami berharap 30 peserta bisa semuanya lulus ujian kompetensi. Kalau tidak lulus, mereka diberikan kesempatan kedua ikut ujian," ucap Irianti.
Asisten III Sekretariat Daerah Papua Barat Otto Parorongan menuturkan K3 SIO yang diterbitkan Kementerian Ketenagakerjaan menjadi bukti kompetensi seorang operator mampu mengoperasikan alat berat dengan baik, aman, dan bertanggung jawab.
Perolehan lisensi dimaksud perlu diikuti dengan penerapan etos kerja yang tinggi dari setiap operator alat berat peserta pelatihan sehingga mampu menjawab tuntutan dunia kerja khususnya perusahaan jasa konstruksi.
"Saya harapkan 30 operator itu memanfaatkan pelatihan sebaik mungkin supaya bisa lulus ujian kompetensi," ucap Otto.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Disnakertrans upayakan 30 operator asli Papua kantongi lisensi K3
COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2024
Pelaksana Tugas Kepala Disnakertrans Papua Barat Derek Ampnir di Manokwari, Senin, mengatakan perluasan kesempatan kerja pada bidang konstruksi harus ditopang dengan ketersediaan sumber daya manusia yang profesional dan terlatih untuk mengoperasikan alat berat.
Puluhan operator alat berat yang mengikuti pelatihan dalam memperoleh K3 SIO terdiri atas 12 operator dump truk, 5 operator forklip, 4 operator crant, 4 operator exavator, 3 operator ringer, dan 2 operator loader.
"Operator alat berat harus punya lisensi, makanya mereka harus mengikuti pelatihan," kata Derek.
Dia menjelaskan bahwa peningkatan kemampuan dan keterampilan sumber daya operator merupakan wujud komitmen pemerintah daerah dalam menyediakan tenaga kerja lokal yang andal.
Setiap operator alat berat wajib memiliki sertifikat K3 SIO agar dapat diterima oleh perusahaan jasa konstruksi, dan legalitas tersebut diatur melalui Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 04 Tahun 1995.
"Kebijakan yang kami terapkan dalam pelatihan itu 80 persen orang asli Papua, dan 20 persen non-Papua," ujarnya.
Kepala Bidang Pelatihan dan Penempatan Tenaga Kerja Disnakertrans Papua Barat Sani Irianti Werimon menerangkan pelatihan operator alat berat selama sepuluh hari menggunakan metode tatap muka dan dalam jaringan (daring).
Materi pelatihan diberikan oleh tiga narasumber yang berasal dari Makassar, Lampung, dan Kementerian Ketenagakerjaan kemudian para peserta melanjutkan dengan sesi ujian teori serta praktik.
"Nanti setelah materi 50 jpl dalam ruangan dan lapangan, peserta langsung ikut ujian yang terkoneksi dengan kementerian," ucap dia.
Dia menuturkan operator alat berat yang mengikuti pelatihan akan terdata dalam sistem K3 Kementerian Ketenagakerjaan, dan diberikan kesempatan untuk mengikuti ujian susulan apabila belum dinyatakan lulus.
Pelatihan serupa juga telah diselenggarakan pada 2023 dengan jumlah peserta yang berhasil mengantongi lisensi K3 SIO sebanyak 60 operator alat berat dari berbagai perusahaan konstruksi di Papua Barat.
"Kami berharap 30 peserta bisa semuanya lulus ujian kompetensi. Kalau tidak lulus, mereka diberikan kesempatan kedua ikut ujian," ucap Irianti.
Asisten III Sekretariat Daerah Papua Barat Otto Parorongan menuturkan K3 SIO yang diterbitkan Kementerian Ketenagakerjaan menjadi bukti kompetensi seorang operator mampu mengoperasikan alat berat dengan baik, aman, dan bertanggung jawab.
Perolehan lisensi dimaksud perlu diikuti dengan penerapan etos kerja yang tinggi dari setiap operator alat berat peserta pelatihan sehingga mampu menjawab tuntutan dunia kerja khususnya perusahaan jasa konstruksi.
"Saya harapkan 30 operator itu memanfaatkan pelatihan sebaik mungkin supaya bisa lulus ujian kompetensi," ucap Otto.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Disnakertrans upayakan 30 operator asli Papua kantongi lisensi K3
COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2024