Analisis Papua Strategis (APS) Provinsi Papua Pegunungan sukses menyelenggarakan kegiatan Annual Conference I di Wamena pada 22 hingga 23 Mei 2024 dengan menghasilkan sejumlah rekomendasi untuk percepatan pembangunan Papua menuju Indonesia Emas 2045.
Ketua Umum APS Laus Deo Calvin Rumayom dalam siaran persnya, Jumat, menyebutkan kegiatan Annual conference I dilaksanakan dengan maksud untuk merespons pembangunan di Tanah Papua sebagai wilayah dengan indeks pembangunan SDM terendah dan tertinggal dalam berbagai bidang seperti pendidikan, kesehatan, perekonomian, infrastruktur, dan kesejahteraan.
"Kegiatan tersebut difokuskan pada empat bidang utama yaitu pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan infrastruktur kampung (desa)," jelas Laus yang pernah menjadi Tenaga Ahli Kantor Staf Presiden periode 2018-2023 dan akademisi Universitas Cenderawasih Jayapura.
Beberapa catatan dan rekomendasi untuk melaksanakan percepatan pembangunan Papua menuju Indonesia Emas 2045 diantaranya yaitu peningkatan layanan kesehatan berkaitan dengan kendala akses layanan yang terjadi dan tingginya kasus penyakit TB dan HIV-AIDS.
Untuk menangani kondisi kesehatan yang telah masuk dalam kategori darurat itu, maka perlu dilakukan grand design sistem kesehatan meliputi penataan data kasus penyakit, pemetaan wilayah kasus penyakit, perlu dilakukan evaluasi, penguatan melalui kebijakan pemerintah berdasarkan semangat Otsus seperti pembuatan kartu sehat untuk orang asli Papua.
Selain itu perlu adanya komitmen dari pemerintah untuk memperhatikan layanan kesehatan baik di level desa, kabupaten, hingga provinsi, dan perlu adanya peningkatan kesedaran serta kepedulian dari berbagai pihak untuk mengatasi masalah kesehatan.
Untuk bidang pendidikan, diperlukan pendekatan kurikulum berbasis kontekstual yang sesuai dengan kondisi masyarakat setempat, melaksanakan pola pendidikan berbasis asrama, mendorong pendidikan vokasi di tingkat sekolah menengah hingga perguruan tinggi sebagai upaya penguatan skil guna mencegah peningkatan angka pengangguran, penguatan wawasan pendidikan anak bagi ibu rumah tangga, meningkatkan keamanan bagi tenaga guru, serta diperlukan pembinaan dan peningkatan kesejahteraan bagi tenaga pendidik dan kependidikan.
Sementara itu Direktur Riset APS CDGs Dr Richard Patty menyebut pada bidang ekonomi, diperlukan pembinaan dan pendampingan kepada masyarakat terutama generasi muda untuk terlibat dalam kegiatan ekonomi, penguatan ekonomi masyarakat melalui pemanfaatan lahan pertanian dengan mengelola komoditi unggulan seperti kopi dan lain-lain.
Hal yang tidak kalah penting, katanya, yaitu diperlukan perlindungan kekayaan alam di wilayah Provinsi Papua Pegunungan, dan pemerintah harus menciptakan pasar bagi masyarakat melalui BUMD kabupaten dan provinsi.
Sedangkan pada bidang Infrastruktur kampung, diperlukan peningkatan infrastruktur dasar desa seperti akses jalan, jaringan, listrik, air bersih dan lain-lain, kemudian penguatan kelembagaan desa terutama BUMDes, pengelolaan anggaran desa untuk program pembangunan.
Sekjen APS Willem Thobias Fofid menjelaskan bahwa konferensi ini merupakan wujud kerja kolaboratif dan akselerasi dari Pemerintah Daerah Provinsi Papua Pegunungan bersama komunitas profesional APS.
Ketua APS Papua Pegunungan Sonny Lokobal mengatakan kegiatan Annual conference I di Wamena ini menghadirkan pembicara utama yaitu Penjabat Gubernur Provinsi Papua Pegunungan Velix Vernando Wanggai.
Adapun para narasumber yang dihadirkan yaitu Lesman Tabuni selaku staf khusus Kadinkes Provinsi Papua.
Selain itu para tokoh masyarakat, pendidikan dan kesehatan Papua Pegunungan, diantaranya dr Mia Rumateray, dr Aloysius Giay, Merlince Siep, dan juga tokoh pendidikan Naftali Mabel yang juga pendiri sekolah YAPESLI, Meki Wetipo mewakili pengusaha Orang Asli Papua, dan Dr Richard Patty selaku Direktur Riset APS Center of Development Global Studies.
Kegiatan konferensi ini secara resmi dibuka oleh perwakilan Pemerintah Provinsi Papua Pegunungan Dr Lukas Waika Kosay. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2024
Ketua Umum APS Laus Deo Calvin Rumayom dalam siaran persnya, Jumat, menyebutkan kegiatan Annual conference I dilaksanakan dengan maksud untuk merespons pembangunan di Tanah Papua sebagai wilayah dengan indeks pembangunan SDM terendah dan tertinggal dalam berbagai bidang seperti pendidikan, kesehatan, perekonomian, infrastruktur, dan kesejahteraan.
"Kegiatan tersebut difokuskan pada empat bidang utama yaitu pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan infrastruktur kampung (desa)," jelas Laus yang pernah menjadi Tenaga Ahli Kantor Staf Presiden periode 2018-2023 dan akademisi Universitas Cenderawasih Jayapura.
Beberapa catatan dan rekomendasi untuk melaksanakan percepatan pembangunan Papua menuju Indonesia Emas 2045 diantaranya yaitu peningkatan layanan kesehatan berkaitan dengan kendala akses layanan yang terjadi dan tingginya kasus penyakit TB dan HIV-AIDS.
Untuk menangani kondisi kesehatan yang telah masuk dalam kategori darurat itu, maka perlu dilakukan grand design sistem kesehatan meliputi penataan data kasus penyakit, pemetaan wilayah kasus penyakit, perlu dilakukan evaluasi, penguatan melalui kebijakan pemerintah berdasarkan semangat Otsus seperti pembuatan kartu sehat untuk orang asli Papua.
Selain itu perlu adanya komitmen dari pemerintah untuk memperhatikan layanan kesehatan baik di level desa, kabupaten, hingga provinsi, dan perlu adanya peningkatan kesedaran serta kepedulian dari berbagai pihak untuk mengatasi masalah kesehatan.
Untuk bidang pendidikan, diperlukan pendekatan kurikulum berbasis kontekstual yang sesuai dengan kondisi masyarakat setempat, melaksanakan pola pendidikan berbasis asrama, mendorong pendidikan vokasi di tingkat sekolah menengah hingga perguruan tinggi sebagai upaya penguatan skil guna mencegah peningkatan angka pengangguran, penguatan wawasan pendidikan anak bagi ibu rumah tangga, meningkatkan keamanan bagi tenaga guru, serta diperlukan pembinaan dan peningkatan kesejahteraan bagi tenaga pendidik dan kependidikan.
Sementara itu Direktur Riset APS CDGs Dr Richard Patty menyebut pada bidang ekonomi, diperlukan pembinaan dan pendampingan kepada masyarakat terutama generasi muda untuk terlibat dalam kegiatan ekonomi, penguatan ekonomi masyarakat melalui pemanfaatan lahan pertanian dengan mengelola komoditi unggulan seperti kopi dan lain-lain.
Hal yang tidak kalah penting, katanya, yaitu diperlukan perlindungan kekayaan alam di wilayah Provinsi Papua Pegunungan, dan pemerintah harus menciptakan pasar bagi masyarakat melalui BUMD kabupaten dan provinsi.
Sedangkan pada bidang Infrastruktur kampung, diperlukan peningkatan infrastruktur dasar desa seperti akses jalan, jaringan, listrik, air bersih dan lain-lain, kemudian penguatan kelembagaan desa terutama BUMDes, pengelolaan anggaran desa untuk program pembangunan.
Sekjen APS Willem Thobias Fofid menjelaskan bahwa konferensi ini merupakan wujud kerja kolaboratif dan akselerasi dari Pemerintah Daerah Provinsi Papua Pegunungan bersama komunitas profesional APS.
Ketua APS Papua Pegunungan Sonny Lokobal mengatakan kegiatan Annual conference I di Wamena ini menghadirkan pembicara utama yaitu Penjabat Gubernur Provinsi Papua Pegunungan Velix Vernando Wanggai.
Adapun para narasumber yang dihadirkan yaitu Lesman Tabuni selaku staf khusus Kadinkes Provinsi Papua.
Selain itu para tokoh masyarakat, pendidikan dan kesehatan Papua Pegunungan, diantaranya dr Mia Rumateray, dr Aloysius Giay, Merlince Siep, dan juga tokoh pendidikan Naftali Mabel yang juga pendiri sekolah YAPESLI, Meki Wetipo mewakili pengusaha Orang Asli Papua, dan Dr Richard Patty selaku Direktur Riset APS Center of Development Global Studies.
Kegiatan konferensi ini secara resmi dibuka oleh perwakilan Pemerintah Provinsi Papua Pegunungan Dr Lukas Waika Kosay. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2024