Pemerintah Provinsi Papua Barat Daya (Pemprov PBD) mengembangkan olahraga panjat tebing melalui pembentukan Pengurus Pusat Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) di provinsi ke-38 sebagai upaya mendongkrak potensi wisata alam di wilayah itu.
Ketua Umum Pengurus FPTI Provinsi Papua Barat Daya, Harjito di Sorong, Minggu, menjelaskan bahwa berbicara soal potensi wisata alam di Papua Barat Daya bukan melulu kepada Raja Ampat, tetapi ada begitu banyak potensi alam yang mestinya pun ikut dikembangkan, seperti wisata alam panjat tebing.
"Ini yang sering dilupakan, padahal kita punya potensi itu, nanti setelah berkembang tentunya wisatawan manca negara itu datang bukan hanya ke Raja Ampat tetapi wisata alam panjat tebing," jelasnya.
Selain mengembangkan panjat tebing sebagai salah satu aspek wisata yang menarik tetapi juga akan dibarengi dengan iven olahraga. "Kita akan menggandeng Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Provinsi Papua Barat Daya dan Dispora Kabupaten Raja Ampat serta Tambrauw untuk iven itu," ujarnya.
Kabupaten Tambrauw dan Raja Ampat memiliki potensi tebing yang indah dan bagus, dan itu akan diikuti dengan sebuah iven olahraga secara bersama sehingga alur wisatawan datang ke Raja Ampat bukan cuma menikmati laut tetapi juga menikmati tebing.
Pihaknya baru memetakan atlet olahraga panjat tebing yang ada di Kampus Universitas Muhammadiyah (Unimuda) Sorong, sambil kembali menunggu data atlet lain yang selama ini masih ada di Papua dan Papua Barat Daya.
"Karena kita juga ikut ambil bagian di PON Aceh nanti sesuai dengan kemampuan kuota, sementara kalau potensi kita sudah ada 35 orang pemanjat tebing dan ini akan diseleksi lagi," ucapnya.
Dia mengakui bahwa sumber daya manusia di Papua Barat Daya sebenarnya sangat banyak dan mumpuni, hanya saja belum disentuh secara baik dan maksimal. Ini tugas pemerintah bagaimana mengupayakan untuk menyentuh itu aspek itu supaya tumbuh dan berkembang sesuai dengan talenta.
"Jangan kita pandang enteng bahwa orang asli Papua tidak punya kemampuan, karena teman-teman yang kuliah di Unimuda punya kemampuan luar biasa, hanya saja tidak ada yang melatih," katanya.
Jadi, kata dia, ketika olahraga panjat tebing mengalami perkembangan maka akan berdampak terhadap dua hal, yakni pengembangan potensi wisata alam dan pemberdayaan terhadap masyarakat yang memiliki kemampuan di bidang panjat tebing.
COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2024
Ketua Umum Pengurus FPTI Provinsi Papua Barat Daya, Harjito di Sorong, Minggu, menjelaskan bahwa berbicara soal potensi wisata alam di Papua Barat Daya bukan melulu kepada Raja Ampat, tetapi ada begitu banyak potensi alam yang mestinya pun ikut dikembangkan, seperti wisata alam panjat tebing.
"Ini yang sering dilupakan, padahal kita punya potensi itu, nanti setelah berkembang tentunya wisatawan manca negara itu datang bukan hanya ke Raja Ampat tetapi wisata alam panjat tebing," jelasnya.
Selain mengembangkan panjat tebing sebagai salah satu aspek wisata yang menarik tetapi juga akan dibarengi dengan iven olahraga. "Kita akan menggandeng Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Provinsi Papua Barat Daya dan Dispora Kabupaten Raja Ampat serta Tambrauw untuk iven itu," ujarnya.
Kabupaten Tambrauw dan Raja Ampat memiliki potensi tebing yang indah dan bagus, dan itu akan diikuti dengan sebuah iven olahraga secara bersama sehingga alur wisatawan datang ke Raja Ampat bukan cuma menikmati laut tetapi juga menikmati tebing.
Pihaknya baru memetakan atlet olahraga panjat tebing yang ada di Kampus Universitas Muhammadiyah (Unimuda) Sorong, sambil kembali menunggu data atlet lain yang selama ini masih ada di Papua dan Papua Barat Daya.
"Karena kita juga ikut ambil bagian di PON Aceh nanti sesuai dengan kemampuan kuota, sementara kalau potensi kita sudah ada 35 orang pemanjat tebing dan ini akan diseleksi lagi," ucapnya.
Dia mengakui bahwa sumber daya manusia di Papua Barat Daya sebenarnya sangat banyak dan mumpuni, hanya saja belum disentuh secara baik dan maksimal. Ini tugas pemerintah bagaimana mengupayakan untuk menyentuh itu aspek itu supaya tumbuh dan berkembang sesuai dengan talenta.
"Jangan kita pandang enteng bahwa orang asli Papua tidak punya kemampuan, karena teman-teman yang kuliah di Unimuda punya kemampuan luar biasa, hanya saja tidak ada yang melatih," katanya.
Jadi, kata dia, ketika olahraga panjat tebing mengalami perkembangan maka akan berdampak terhadap dua hal, yakni pengembangan potensi wisata alam dan pemberdayaan terhadap masyarakat yang memiliki kemampuan di bidang panjat tebing.
COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2024