Lembaga Permasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Sorong, Papua Barat Daya menggandeng Universitas Terbuka (UT) setempat untuk mengakomodasi warga binaan Lapas lewat kuliah gratis.

Kepala Lapas Kelas IIB Sorong Manuel Yenusi di Sorong, Rabu, menjelaskan saat ini pihaknya sedang melakukan pendataan terhadap sejumlah warga binaan yang akan menjadi calon mahasiswa program S1.

"Lewat program ini Lapas Sorong dapat melahirkan intelektual baru dari balik jeruji besi," jelasnya.

Menurut dia, program ini digagas guna menciptakan formulasi baru dalam upaya peningkatan kemandirian warga binaan. Sebab Lapas bukanlah tempat untuk menghukum para pelaku kriminalitas, melainkan wadah untuk membina kepribadian mereka.

Oleh sebab itu, Lapas Sorong selalu meramu dan melaksanakan serangkaian program pembinaan untuk warga binaan agar dapat menjadi bekal bagi mereka di kemudian hari. Dengan demikian, maka warga binaan tidak lagi minder dengan statusnya saat nanti kembali di masyarakat.



“Kami tidak ingin warga binaan menghabiskan waktu di Lapas secara sia-sia, maka kita coba gagas program kuliah gratis ini. Kalau masyarakat di luar harus bayar mahal untuk dapat gelar sarjana, maka warga binaan di sini lain. Bisa jadi sembari menjalani masa tahanan, kemudian setelah bebas malah langsung menyandang gelar sarjana. Ini sangat luar biasa,” ujar Kalapas.

Kebijakan ini untuk mencerdaskan kehidupan bangsa seperti yang tertuang dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Bahwa tembok penjara tidak boleh jadi penghalang, apalagi mendapatkan pendidikan adalah merupakan hak bagi siapa saja.

“Warga binaan tidak boleh dibatasi untuk mengembangkan diri pada hal-hal positif. Dengan kesalahan yang diperbuat, tidak serta-merta seluruh hak warga binaan sebagai manusia dicabut secara semena-mena. Termasuk hak untuk mendapatkan pendidikan. Itu bagian dari hal paling mendasar yang juga harus mereka dapatkan,” katanya.

Lapas Kelas IIB Sorong berkolaborasi dengan UT untuk meningkatkan program pembinaan kemandirian dengan mengupayakan pendidikan sarjana gratis bagi warga binaan.

Direktur UT Sorong, Dr. Muhlis Hafel mengatakan program kerja sama yang akan dijalin tersebut merupakan implementasi dalam mewujudkan Tri Dharma Perguruan Tinggi dalam bidang pendidikan.

"Direncanakan penandatanganan kesepakatan akan dilaksanakan dalam waktu dekat guna mengejar waktu masuk tahun ajaran baru antara Juni-Juli 2024 ini," ujarnya.

Jadi, tidak hanya bagi warga binaan, tetapi sejumlah pegawai Lapas yang belum menempuh pendidikan perguruan tinggi juga dapat direkomendasikan dalam program tersebut.

Sebelumnya, guna merealisasikan dari program kerja sama itu, pihak Lapas Kelas II B Sorong dan UT melakukan rapat guna membicarakan kerja sama dalam mengakomodasi warga binaan untuk mengenyam pendidikan sarjana secara gratis pada 2 April 2024.


Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Lapas Sorong gandeng UT kuliahkan warga binaan

Pewarta: Yuvensius Lasa Banafanu

Editor : Evarianus Supar


COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2024