Manokwari (Antara Papua Barat)-Seluruh kontraktor pelaksana program pembangunan jalan dan saluran air di Kabupaten Pegungungan Arfak diimbau mengutamakan kualitas.
Ketua Komisi C Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Papua Barat Iwan Harianto di Manokwari, Senin mengatakan, kondisi medan jalan di daerah tersebut cukup ekstrim, dengan kondisi tanah cukup labil, curam dan rawan longsor.
Dia menyebutkan, pengawasan yang dilakukan DPR terhadap pembangunan daerah itu difokuskan pada kualitas bangunan. Ia tak mau pelaksanaan pembangunan berlangsung buru-buru dan menghasilkan jalan dan drainase yang berkualitas buruk.
"Saat ini pembangunan dilakukan untuk menghubungkan Pegunungan Arfak dengan Manokwari dan Manokwari Selatun. Pembangunan berlangsung dari dua arah yakni ruas jalan Prafi-Anggi dan Ransiki-Anggi," katanya.
Dia mengutarakan, seluruh jalur di dua ruas jalan ini memiliki karakteristik sama. Rawan longsor dan curam, sebab sebagian besar wilayah ini adalah pegunungan.
Saat ini pembangunan difokuskan pada jalur Prafi-Anggi karen jalur ini dinilai lebih dekat dibanding Ransiki Anggi. Setelah tuntas pembangunan akan berlanjut untuk Ransiki-Anggi.
"Kita paham, kondisi Arfak cukup ekstrim, yang penting adalah hasil akhirnya. Jangan kerja cepat tapi satu dua bulan sudah hancur lagi," kata dia lagi.
Dia perbandangan, transportasi darat merupakan pilihan satu-satunya untuk membuka keterisolasian Pegunungan Arfak. Jalur udara bisa dilakukan, namun hal itu akan menghabiskan anggaran lebih besar.
Iwan menambahkan, pembangunan jalan di daerah tersebut cukup sulit. Meskipun demikian ia ingin tahun 2020 mendatang jalan penghubung antar kabupaten di daerah ini sudah bagus.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2016
Ketua Komisi C Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Papua Barat Iwan Harianto di Manokwari, Senin mengatakan, kondisi medan jalan di daerah tersebut cukup ekstrim, dengan kondisi tanah cukup labil, curam dan rawan longsor.
Dia menyebutkan, pengawasan yang dilakukan DPR terhadap pembangunan daerah itu difokuskan pada kualitas bangunan. Ia tak mau pelaksanaan pembangunan berlangsung buru-buru dan menghasilkan jalan dan drainase yang berkualitas buruk.
"Saat ini pembangunan dilakukan untuk menghubungkan Pegunungan Arfak dengan Manokwari dan Manokwari Selatun. Pembangunan berlangsung dari dua arah yakni ruas jalan Prafi-Anggi dan Ransiki-Anggi," katanya.
Dia mengutarakan, seluruh jalur di dua ruas jalan ini memiliki karakteristik sama. Rawan longsor dan curam, sebab sebagian besar wilayah ini adalah pegunungan.
Saat ini pembangunan difokuskan pada jalur Prafi-Anggi karen jalur ini dinilai lebih dekat dibanding Ransiki Anggi. Setelah tuntas pembangunan akan berlanjut untuk Ransiki-Anggi.
"Kita paham, kondisi Arfak cukup ekstrim, yang penting adalah hasil akhirnya. Jangan kerja cepat tapi satu dua bulan sudah hancur lagi," kata dia lagi.
Dia perbandangan, transportasi darat merupakan pilihan satu-satunya untuk membuka keterisolasian Pegunungan Arfak. Jalur udara bisa dilakukan, namun hal itu akan menghabiskan anggaran lebih besar.
Iwan menambahkan, pembangunan jalan di daerah tersebut cukup sulit. Meskipun demikian ia ingin tahun 2020 mendatang jalan penghubung antar kabupaten di daerah ini sudah bagus.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2016