Biro Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Sekretariat Daerah Provinsi Papua Barat memfasilitasi 100 orang untuk diikutsertakan dalam program wisata rohani tahun 2023.
Pelaksanaan Tugas Biro Kesra Setda Papua Barat Dirsia Natalia Atururi di Manokwari, Jumat, mengatakan 100 orang tersebut terdiri dari 50 umat Kristen dan 50 umat Muslim yang tersebar pada tujuh kabupaten.
Meliputi Kabupaten Manokwari, Manokwari Selatan, Pegunungan Arfak, Teluk Bintuni, Teluk Wondama, Kaimana dan Fakfak.
"Negara tujuan wisata rohani tahun ini yaitu Mekah, Arab Saudi dan Israel," kata Natalia Atururi.
Ia menjelaskan bahwa mekanisme penjaringan peserta wisata rohani dari masing-masing agama melibatkan Persekutuan Gereja-Gereja di Papua (PPGP) dan Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Biro Kesra telah menerima 100 nama peserta wisata rohani tahun 2023 yang diusulkan oleh dua lembaga keagamaan tersebut guna diproses syarat keberangkatan seperti pengurusan paspor dan lainnya.
"Proses persiapan sudah dimulai beberapa bulan lalu," ucap Natalia.
Ia menuturkan anggaran yang dialokasikan untuk pelaksanaan wisata rohani bersumber pada APBD Perubahan Provinsi Papua Barat tahun 2023 lebih kurang Rp5 miliar.
Hingga kini, Biro Kesra masih menunggu penyerahan Daftar Pelaksanaan Anggaran (DPA) APBD Perubahan Papua Barat yang akan direalisasikan dalam waktu dekat.
"Setelah anggaran perubahan keluar, langsung kami proses keberangkatan para peserta," tutur Natalia Atururi.
Menurut dia keberangkatan peserta wisata rohani tidak dilakukan secara serentak, melainkan dibagi dalam dua gelombang.
Rencana keberangkatan pertama adalah 50 peserta umroh pada pertengahan atau akhir November 2023, sementara 50 peserta yang berangkat ke Israel diperkirakan awal Desember 2023.
"Kami juga mengikutsertakan tim medis bagi peserta wisata rohani baik untuk umat Islam maupun Kristen," kata Natalia Atururi.
Ia berharap agar pelaksanaan program wisata rohani memberikan kontribusi positif terhadap peningkatan nilai toleransi dan kerukunan antarumat beragama.
Peserta wisata rohani harus mampu mengaplikasikan nilai-nilai spiritual dalam kehidupan sosial bermasyarakat pada tujuh kabupaten di Papua Barat.
"Yang kami harapkan dari program wisata rohani ini adalah para peserta bisa berperan aktif merawat kerukunan beragama," kata Natalia Atururi.
COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2023
Pelaksanaan Tugas Biro Kesra Setda Papua Barat Dirsia Natalia Atururi di Manokwari, Jumat, mengatakan 100 orang tersebut terdiri dari 50 umat Kristen dan 50 umat Muslim yang tersebar pada tujuh kabupaten.
Meliputi Kabupaten Manokwari, Manokwari Selatan, Pegunungan Arfak, Teluk Bintuni, Teluk Wondama, Kaimana dan Fakfak.
"Negara tujuan wisata rohani tahun ini yaitu Mekah, Arab Saudi dan Israel," kata Natalia Atururi.
Ia menjelaskan bahwa mekanisme penjaringan peserta wisata rohani dari masing-masing agama melibatkan Persekutuan Gereja-Gereja di Papua (PPGP) dan Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Biro Kesra telah menerima 100 nama peserta wisata rohani tahun 2023 yang diusulkan oleh dua lembaga keagamaan tersebut guna diproses syarat keberangkatan seperti pengurusan paspor dan lainnya.
"Proses persiapan sudah dimulai beberapa bulan lalu," ucap Natalia.
Ia menuturkan anggaran yang dialokasikan untuk pelaksanaan wisata rohani bersumber pada APBD Perubahan Provinsi Papua Barat tahun 2023 lebih kurang Rp5 miliar.
Hingga kini, Biro Kesra masih menunggu penyerahan Daftar Pelaksanaan Anggaran (DPA) APBD Perubahan Papua Barat yang akan direalisasikan dalam waktu dekat.
"Setelah anggaran perubahan keluar, langsung kami proses keberangkatan para peserta," tutur Natalia Atururi.
Menurut dia keberangkatan peserta wisata rohani tidak dilakukan secara serentak, melainkan dibagi dalam dua gelombang.
Rencana keberangkatan pertama adalah 50 peserta umroh pada pertengahan atau akhir November 2023, sementara 50 peserta yang berangkat ke Israel diperkirakan awal Desember 2023.
"Kami juga mengikutsertakan tim medis bagi peserta wisata rohani baik untuk umat Islam maupun Kristen," kata Natalia Atururi.
Ia berharap agar pelaksanaan program wisata rohani memberikan kontribusi positif terhadap peningkatan nilai toleransi dan kerukunan antarumat beragama.
Peserta wisata rohani harus mampu mengaplikasikan nilai-nilai spiritual dalam kehidupan sosial bermasyarakat pada tujuh kabupaten di Papua Barat.
"Yang kami harapkan dari program wisata rohani ini adalah para peserta bisa berperan aktif merawat kerukunan beragama," kata Natalia Atururi.
COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2023