Wasior,(Antara)-Seorang staf distrik turun mengajar dan rela tidak menerima gaji demi kelangsungan proses pendidikan di daerah perbatasan Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat.

Pria itu adalah Ishak Numayomi. Isyak adalah staf di Kantor Distrik Teluk Duairi. Sejak beberapa bulan terakhir, ia memperoleh tugas sebagai guru bantu di SD Negeri Yopanggar, distrik tersebut

Tidak semata-mata menjalankan tugas, hal itu dilaksanakan secara sukarela sebagai bentuk panggilan jiwa. Ia tak ingin, anak di kampung tersebut tertinggal dari daerah lain.

Terungkap pada kunjungan bupati dan wakil bupati di kampung tersebut belum lama ini, proses belajar mengajar di SD Negeri Yopanggar, tidak berjalan secara normal pada 6 bulan terakhir.

Salam dua bulan ini, sekolah yang memiliki 46 siswa tersebut lebih sering libur. Dalam seminggu aktivitas pendidikan terkadang hanya berlangsung dua hari saja, hari lainnya sekolah tutup karena tidak ada guru.

Yopanggar merupakan kampung yang berada di ujung timur Teluk Wondama. Lokasinya dekat dengan perbatasan antara Teluk Wondama dengan Kabupaten Nabire Provinsi Papua.

Warga sangat menghawatirkan masa depan anak-anaknya, jika kondisi pendidikan di kampung tersebut tak ada perubahan.

“Sejak UAS sekolah di kampung ini tidak jalan. Kepala sekolah tidak ada, guru-guru juga tidak ada di tempat. Bagaimana sumber daya manusia anak-anak kami mau maju, “ ungkap Yunus Sumuai, warga Yopanggar dihadapan bupati dan wakil bupati.

Ishak menututkan, aktivitas belajar mengajar di sekolah sudah lama tidak berjalan baik. Dari 6 guru yang bertugas, tidak ada satupun yang menetap di Kampung ini, termasuk kepala sekolah.

Prihatin dengan kondisi tersebut, Ishak yang juga seorang guru sekolah minggu kemudian memilih mengabdikan diri sebagai guru bantu meski tidak mendapat gaji secara reguler.

“Proses belajar mengajar masih jalan tetapi tidak rutin karena guru tidak tinggal di sini. Mereka hanya datang seminggu, kemudian pergi lagi sampai seminggu atau dua minggu baru datang lagi jadi saya yang jaga sekolah ini, “ ungkap Ishak.

Wakil Bupati Paulus Indubri pada kesempatan itu menyatakan kekecewaamya. Ia juga prihatin terhadap buruknya potret pendidikan di Wondama terutama di kampung-kampung.

“Ini yang bikin anak-anak masuk SMP tidak tahu baca. Ini sangat memprihatinkan sekali. Saya minta Dinas Pendidikan cari guru yang bersangkutan dan pastikan mereka ada di mana," kata Indubri.(*)

Pewarta: Zack Tonu B

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2017