Penjabat Gubernur Papua Barat Paulus Waterpauw mengatakan mengonsumsi pangan lokal seperti sagu, keladi, dan singkong mampu meredam gejolak perubahan iklim akibat badai El Nino.
Oleh sebabnya, pemerintah daerah terus berupaya agar masyarakat memanfaatkan pekarangan rumah untuk membudidayakan komoditas pangan lokal sehingga tidak mengalami ketergantungan terhadap beras.
"Beberapa negara pengimpor beras sudah mulai menghentikan aktivitas impor. Makanya, mari kita tanam komoditas lokal supaya bisa dikonsumsi sehari-hari," kata Paulus Waterpauw di Manokwari, Minggu.
Menurut dia pembudidayaan pangan lokal mampu beradaptasi dengan lingkungan sekaligus memberikan efek positif terhadap kesehatan karena pangan lokal merupakan produk organik.
Beberapa komoditas pangan lokal dari Papua Barat telah diikutsertakan dalam berbagai pameran perdagangan baik dalam maupun luar negeri sejak tahun 2022 hingga 2023.
"Bahkan produk pangan lokal seperti cokelat dari Kabupaten Manokwari Selatan dan buah pala dari Fakfak sudah menembus pasar internasional," jelas Waterpauw.
Gubernur menuturkan langkah yang dilakukan guna mengantisipasi El Nino adalah pemantauan ketersediaan air, menyiapkan dan menghitung produktivitas tanaman sumber pangan, meningkatkan budidaya tanaman pangan, dan mengintervensi daerah yang diprediksi terjadi kekeringan.
Pemerintah provinsi terus meningkatkan sinergi kolaborasi dengan tujuh pemerintah kabupaten di Papua Barat, demi mengoptimalkan implementasi upaya mengantisipasi dampak El Nino.
"Dalam rangka antisipasi dampak El Nino, saya sudah minta para bupati melakukan langkah-langkah strategi itu," ucap Paulus Waterpauw.
Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Papua Barat Roni Cahyadi menuturkan perluasan tanaman pangan yang diikuti dengan gerakan menanam berdampak positif terhadap ketersediaan pasokan pangan untuk jangka panjang.
Papua Barat secara keseluruhan memiliki risiko rendah terhadap fenomena perubahan iklim El Nino, meski demikian langkah antisipatif perlu dilakukan secara berkala di seluruh wilayah.
"Lahan pertanian yang luas akan mengurangi risiko kekurangan bahan pangan," kata Roni.
Selain itu, kata dia, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Papua Barat telah merumuskan strategi menjaga ketersediaan stok bahan pangan meliputi peningkatan produksi beras, menggelorakan gerakan menanam tanaman pangan lokal, dan menjaga rantai distribusi kebutuhan pokok.
COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2023
Oleh sebabnya, pemerintah daerah terus berupaya agar masyarakat memanfaatkan pekarangan rumah untuk membudidayakan komoditas pangan lokal sehingga tidak mengalami ketergantungan terhadap beras.
"Beberapa negara pengimpor beras sudah mulai menghentikan aktivitas impor. Makanya, mari kita tanam komoditas lokal supaya bisa dikonsumsi sehari-hari," kata Paulus Waterpauw di Manokwari, Minggu.
Menurut dia pembudidayaan pangan lokal mampu beradaptasi dengan lingkungan sekaligus memberikan efek positif terhadap kesehatan karena pangan lokal merupakan produk organik.
Beberapa komoditas pangan lokal dari Papua Barat telah diikutsertakan dalam berbagai pameran perdagangan baik dalam maupun luar negeri sejak tahun 2022 hingga 2023.
"Bahkan produk pangan lokal seperti cokelat dari Kabupaten Manokwari Selatan dan buah pala dari Fakfak sudah menembus pasar internasional," jelas Waterpauw.
Gubernur menuturkan langkah yang dilakukan guna mengantisipasi El Nino adalah pemantauan ketersediaan air, menyiapkan dan menghitung produktivitas tanaman sumber pangan, meningkatkan budidaya tanaman pangan, dan mengintervensi daerah yang diprediksi terjadi kekeringan.
Pemerintah provinsi terus meningkatkan sinergi kolaborasi dengan tujuh pemerintah kabupaten di Papua Barat, demi mengoptimalkan implementasi upaya mengantisipasi dampak El Nino.
"Dalam rangka antisipasi dampak El Nino, saya sudah minta para bupati melakukan langkah-langkah strategi itu," ucap Paulus Waterpauw.
Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Papua Barat Roni Cahyadi menuturkan perluasan tanaman pangan yang diikuti dengan gerakan menanam berdampak positif terhadap ketersediaan pasokan pangan untuk jangka panjang.
Papua Barat secara keseluruhan memiliki risiko rendah terhadap fenomena perubahan iklim El Nino, meski demikian langkah antisipatif perlu dilakukan secara berkala di seluruh wilayah.
"Lahan pertanian yang luas akan mengurangi risiko kekurangan bahan pangan," kata Roni.
Selain itu, kata dia, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Papua Barat telah merumuskan strategi menjaga ketersediaan stok bahan pangan meliputi peningkatan produksi beras, menggelorakan gerakan menanam tanaman pangan lokal, dan menjaga rantai distribusi kebutuhan pokok.
COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2023