Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Papua Barat perkirakan akan terjadi transisi musim hujan ke kemarau pada April 2023, sehingga masyarakat diminta antisipasi hujan ringan pada mudik Lebaran.
Kepala Stasiun Klimatologi BMKG Papua Barat Uci Sanusi d Manokwari, Selasa, mengatakan puncak musim kemarau di wilayah Papua Barat dan Papua Barat daya terdekat akan terjadi pada Mei, sedangkan transisi pada April hingga awal Mei.
"Masyarakat diimbau agar tetap waspada pada periode peralihan musim, dimana dapat menimbulkan cuaca ekstrem, seperti hujan lebat pada durasi yang pendek disertai potensi angin kencang dan petir," kata Uci Sanusi.
Dijelaskan Prakirawan (Forcaster) Stasiun Kilmatologi Papua Barat Rosita Rachim, meski perkiraan hujan dengan intensitas bulanan rendah, masih berpotensi terjadi banjir di beberapa wilayah di Papua Barat.
"Pada April curah hujan Papua Barat menengah, terutama wilayah Manokwari berkisar 100 hingga 300 mili meter per bulan. Namun harus tetap waspada karena ada potensi banjir skala menengah di sejumlah daerah," katanya.
Dengan kondisi curah hujan menengah, lanjut dia, sejumlah daerah yakni Kabupaten Manokwari, Kabupaten Sorong, Kabupaten Fakfak, dan Kota Sorong, memiliki potensi banjir dengan skala menengah.
Disebutkan Rosita, awal musim kemarau terdekat terjadi pada awal Mei, sehingga kemungkinan terjadi cuaca ekstrrem pada masa transisi di akhir bulan April.
"Jika terjadi cuaca ekstrem, BMKG akan memberitahukan melalui prakiraan cuaca harian kepada masyarakat Papua Barat," ujarnya.
Sementara itu untuk informasi cuaca bagi pelaku perjalanan mudik Lebaran/Idul Fitri, kata dia, bisa diakses melalui aplikasi BMKG yang dapat diunduh pada ponsel.
"Akan selalu di informasikan melalui aplikasi BMKG, seluruh update informasi cuaca pada jalur mudik tersedia didalamnya," ujar Rosita.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BMKG Papua Barat: Waspada hujan ringan pada mudik Lebaran
COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2023
Kepala Stasiun Klimatologi BMKG Papua Barat Uci Sanusi d Manokwari, Selasa, mengatakan puncak musim kemarau di wilayah Papua Barat dan Papua Barat daya terdekat akan terjadi pada Mei, sedangkan transisi pada April hingga awal Mei.
"Masyarakat diimbau agar tetap waspada pada periode peralihan musim, dimana dapat menimbulkan cuaca ekstrem, seperti hujan lebat pada durasi yang pendek disertai potensi angin kencang dan petir," kata Uci Sanusi.
Dijelaskan Prakirawan (Forcaster) Stasiun Kilmatologi Papua Barat Rosita Rachim, meski perkiraan hujan dengan intensitas bulanan rendah, masih berpotensi terjadi banjir di beberapa wilayah di Papua Barat.
"Pada April curah hujan Papua Barat menengah, terutama wilayah Manokwari berkisar 100 hingga 300 mili meter per bulan. Namun harus tetap waspada karena ada potensi banjir skala menengah di sejumlah daerah," katanya.
Dengan kondisi curah hujan menengah, lanjut dia, sejumlah daerah yakni Kabupaten Manokwari, Kabupaten Sorong, Kabupaten Fakfak, dan Kota Sorong, memiliki potensi banjir dengan skala menengah.
Disebutkan Rosita, awal musim kemarau terdekat terjadi pada awal Mei, sehingga kemungkinan terjadi cuaca ekstrrem pada masa transisi di akhir bulan April.
"Jika terjadi cuaca ekstrem, BMKG akan memberitahukan melalui prakiraan cuaca harian kepada masyarakat Papua Barat," ujarnya.
Sementara itu untuk informasi cuaca bagi pelaku perjalanan mudik Lebaran/Idul Fitri, kata dia, bisa diakses melalui aplikasi BMKG yang dapat diunduh pada ponsel.
"Akan selalu di informasikan melalui aplikasi BMKG, seluruh update informasi cuaca pada jalur mudik tersedia didalamnya," ujar Rosita.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BMKG Papua Barat: Waspada hujan ringan pada mudik Lebaran
COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2023