Badan Pusat Statistik provinsi Papua Barat memperkirakan luas lahan panen, produksi padi dan produksi beras di wilayah Papua Barat sepanjang 2022 akan mengalami penurunan dibanding 2021. 

Kepala BPS Papua Barat Maritje Pattiwaellapia di Manokwari, Rabu, mengatakan luas panen padi Papua Barat pada 2022 diperkirakan mencapai 5,48 ribu hektare atau turun 14,64 persen atau 0,94 ribu hektare dibanding luas panen pada 2021 yang mencapai 6,41 ribu hektare.

"Produksi padi pada tahun 2022 diperkirakan mencapai 24,03 ribu ton gabah kering giling (GKG) atau turun 10,75 persen dibandingkan produksi tahun 2021 yang mencapai 26,93 ribu ton GKG," jelas Maritje. 

Dengan produksi gabah sebesar itu, produksi beras tahun 2022 untuk konsumsi pangan penduduk mencapai 14,44 ribu ton, jumlah tersebut turun 10,75 persen atau 1,74 ribu ton dibandingkan produksi beras tahun 2021 yang mencapai 16,18 ribu ton.

"Kalau melihat luas panen padi, produksi padi, dan produksi beras di Papua Barat, kita belum bisa disebut sebagai daerah penghasil," jelas dia. 

Papua Barat memiliki tiga kabupaten dengan total produksi padi tertinggi pada 2022 yakni Kabupaten Manokwari, Kabupaten Manokwari Selatan, dan Kabupaten Sorong. Sedangkan kabupaten dengan produksi padi terendah yaitu Kabupaten Fakfak, Kabupaten Teluk Wondama, dan Kabupaten Sorong Selatan.

Maritje menyebutkan bahwa upaya yang dapat dilakukan pemerintah untuk meningkatkan produksi padi dan beras di Papua Barat yaitu dengan menjamin ketersediaan pupuk dan pelarangan alih fungsi lahan yang tidak sesuai peruntukan. 

"Ketergantungan papua Barat terhadap daerah penghasil bisa mempengaruhi tingkat inflasi di daerah, dengan upaya yang dilakukan pemerintah kita berharap produksi beras di Papua Barat mampu mencukupi kebutuhan masyarakat," ujarnya. 

Pewarta: Tri Adi Santoso

Editor : Evarianus Supar


COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2022