Bupati Kaimana, Papua Barat Freddy Thie memanfaatkan kesempatan mengikuti kegiatan Pesta Paduan Suara Gerejani (Pesparani) Katolik tingkat Nasional ke-II di Nusa Tenggara Timur untuk mempromosikan pariwisata daerahnya kepada warga Kota Kupang.

Dihubungi ANTARA dari Manokwari, Rabu, Freddy mengatakan dirinya berkesempatan berkunjung ke Kota Kupang untuk menghadiri kegiatan Pesparani Katolik tingkat Nasional ke-II pada 28 dan 29 Oktober 2022.

Di ajang yang diikuti ribuan peserta dari 34 provinsi di Indonesia itu, Freddy tampil mengenakan baju batik Papua dan topi khas burung kasuari di kepalanya.

"Saya selalu kenakan pakaian khas Papua di setiap kunjungan kerja saya, biar orang tahu saya ini dari Papau yang punya potensi luar biasa bagi Indonesia," kata orang nomor satu di Kabupaten Kaimana itu.

Selain menghadiri kegiatan utama Pesparani Katolik, selama kunjungan ke Kupang yang dikenal sebagai 'kota karang' itu, Freddy juga tak lupa menyapa dan berbagi cerita dengan para pedagang UMKM di kawasan Taman Nostalgia Kupang tentang toleransi kehidupan umat beragama di Kaimana.

Freddy menyatakan tidak sependapat dengan klaim banyak orang bahwa Papua sebagai daerah konflik.

"Orang-orang kalau bicara Papua pasti bicara soal konflik saja, itu tidak benar. Kami di Papua juga paling tinggi toleransinya. Buktinya saya ini kulit putih tapi bisa jadi bupati di Papua," ucap Freddy yang berdarah Tionghoa ini.

Dengan berbagai keindahan alam yang dimiliki Kaimana, baik wisata alam, wisata pantai, wisata bahari, adat-istiadat dan budayanya, Freddy berharap potensi Kaimana sangat besar tidak saja untuk meningkatkan derajat kesejahteraan warga setempat, tapi juga untuk masa depan Papua dan Indonesia.

"Kami di Kaimana Papua Barat punya banyak sekali potensi baik pertanian, perikanan dan paling utama yakni pariwisata yang begitu indah jika dikunjungi," ujar Freddy sambil menunjukan video wisata Kaimana kepada warga Kota Kupang.

Maria, salah seorang pensiunan Pegawai Negeri Sipil (PNS) Kota Kupang yang kini membuka usaha jualan di kawasan Taman Nostalgia Kupang mengapresiasi cara Bupati Kaimana mempromosikan keunggulan destinasi wisata daerahnya.

"Orang Kaimana pasti bangga dipimpim bapak, beta lihat bapak ini tulus sekali pimpin masyarakat, jarang ada kepala daerah datang ke sini terus duduk bicara dong pu (mereka punya) daerah dengan kita pedagang di sini," ujarnya.

Warga Kupang berharap Bupati Freddy tetap konsisten berjuang untuk membangun masyarakat Kaimana.

"Beta berharap bapak terus seperti ini, beta yakin Tuhan sonde (tidak) tutup mata lihat bapak punya usaha ini," ucap Maria.
Bupati Kaimana Freddy Thie berbaur dengan orang-orang muda Kota Kupang yang tergabung dalam komunitas 'pemuda patah hati' di sela-sela kegiatan Pesparani Katolik tingkat Nasional ke-II. (ANTARA/HO-Tim Media Bupati Kaimana)

Di lain kesempatan, Bupati Freddy juga menemui sekelompok orang muda Kota Kupang yang menamai komunitas mereka dengan sebutan 'pemuda patah hati' di kawasan Taman Nostalgia.

Kelompok pemuda ini menamai komunitasnya demikian bukan tanpa alasan. Hal ini akibat dari kegalauan mereka pasca lulus kuliah.

"Kami ini bingung setelah lulus mau bikin apa, cari kerja juga sekarang sudah susah. Jadi kami bilang kami ini kelompok pemuda yang patah hati," sebut salah seorang anak muda.

Mendengar hal itu, Bupati Freddy mengatakan bahwa Indonesia ini sangat luas dan banyak peluang jika dimanfaatkan.

"Sebagai anak muda, kita pasti pingin sesuatu yang baru dan nusantara ini luas dari Sabang sampai Merauke. Karena luas setiap kota yang kita kunjungi pasti menawarkan hal baru yang bisa kita manfaatkan untuk bisa bertahan hidup," ucap Freddy penuh keyakinan.

Freddy yang berlatar belakang seorang pengusaha itu menantang orang-orang muda Kupang harus berani keluar dari zona nyaman.

"Adik-adik semua disini sudah pernah ke Papua? Pasti tidak berani kan, nah itu tidak boleh, harus berani keluar dari zona nyaman biar hal-hal baru yang didapat jadi pengalaman ke depan," ujar Freddy yang akrab disapa Kaibus.
 

Pewarta: Evarianus Supar

Editor : Evarianus Supar


COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2022