Sejumlah sekolah di Kabupaten Biak Numfor, Papua pada proses belajar mengajar masih menggunakan kurikulum 2013 dengan perpaduan kurikulum merdeka belajar.

"Kompetensi dalam kurikulum 2013 adalah kesatuan antara sikap, pengetahuan, serta keterampilan dimiliki siswa,"ujar Plt Kepala Dinas Pendidikan Biak Yoel O.Maryen menanggapi implementasi kurikulum merdeka belajar, Senin.

Yoel mengakui, yang terjadi dalam kurikulum 2013 yaitu kompetensi diturunkan menjadi tiga komponen berbeda yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

Sedangkan kurikulum merdeka, menurut Yoel, lebih sederhana dan mendalam karena fokus pada materi yang esensial dan pengembangan kompetensi peserta didik .

"Belajar menjadi lebih mendalam, bermakna, tidak terburu-buru dan menyenangkan,"katanya.

Merdeka bagi peserta didik,lanjutnya, memiliki arti tidak ada program peminatan di SMA karena peserta didik memilih mata pelajaran sesuai minat, bakat, dan aspirasinya.

Sedangkan merdeka bagi guru, menurut Yoel, guru mengajar sesuai tahap capaian dan perkembangan peserta didik.

"Sekolah memiliki wewenang untuk mengembangkan dan mengelola kurikulum dan pembelajaran sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan dan peserta didik,"ujarnya.

Diakuinya, lebih relevan memberikan kesempatan lebih luas kepada peserta didik untuk secara aktif mengeksplorasi isu-isu aktual misalnya isu lingkungan, kesehatan, dan lainnya.

"Hal ini untuk mendukung pengembangan karakter dan kompetensi Profil Pelajar Pancasila yang relevan dengan kehidupan sehari- hari siswanya,"ujarnya.

Sebelumnya, Kepala Sekolah SMA Negeri 2 Biak Mesias Demetow mengakui, sekolahnya menggunakan perpaduan kurikulum 2013 dengan merdeka belajar.

"Jika kurikulum merdeka belajar diterapkan maka jurusan bahasa di sekolahnya untuk siswa hilang dan guru bahasa asing tak bisa memenuhi jam mengajar,"kata Mesias Demetow saat ditemui pada sosialisasi perlindungan satwa di SMAN 2 bersama BBKSDA wilayah Biak.

Pewarta: Muhsidin

Editor : Evarianus Supar


COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2022