Manokwari,(Antaranews Papua Barat)-Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Provinsi Papua Barat pada tahun 2018 sebesar 7,7 persen.

"Meningkat dibanding tahun 2017 yang tumbuh sebesar 4,01% (yoy). Ekspor luar negeri diperkirakan menjadi pendorong ekonomi kita setelah pada tahun 2017 tumbuh negatif," kata Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia, Donny Heatubun di Manokwari, Minggu.

Ia mengutarakan, peningkatan ekspor merupakan pengaruh dari konsistensi produksi komoditas ekspor di daerah ini yang ditunjukkan dengan solidnya kinerja lapangan usaha utama. Normalisasi produksi komoditas liquefied natural gas (LNG) atau gas alam cair pasca masa pemeliharaan di tahun 2017 mampu mendorong kinerja lapangan usaha industri pengolahan serta lapangan usaha pertambangan dan penggalian.

Hal itu berdampak besar pada peningkatan ekspor gas Papua Barat pada triwulan I hingga triwulan III.

"Untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi di Papua Barat agar terus meningkat, ke depan perlu  reformasi struktural," sebut Donny.

Menurutnya, pemanfaatan potensi sumber daya alam yang dapat diperbaharui harus dioptimalkan. Antara lain pada sektor perikanan, perkebunan, kehutanan dan pertanian. Industri pengolahan pun harus dibangun agar memberikan nilai tambah yang tinggi serta dapat menyerap banyak tenaga kerja di daerah.
 
Potensi pariwisata di Papua Barat pun menurut Donny, harus segera dimanfaatkan. Selain devisa melalui kunjungan wisatawan, optimalisasi sektor pariwisata untuk memacu pertumbuhan industri kreatif.

"Kemudian juga pembangunan dan penguatan infrastruktur dasar dibidang energi, transportasi, dan komunikasi, sehingga dalam jangka menengah dan panjang akan memberi nilai tambah kepada perekonomian yang semakin besar," ujar Donny lagi.

Ia berpandangan, komunikasi, transportasi juga energi seperti listrik untuk penerangan masih sangat dibutuhkan di Papua Barat untuk mengejar ketertinggalan dari daerah lain.

Pewarta: Toyiban

Editor : Key Tokan A


COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2018